'Hobi' Koleksi Gadget Lawas Bisa Ancam Perkembangan Teknologi
Hide Ads

'Hobi' Koleksi Gadget Lawas Bisa Ancam Perkembangan Teknologi

Kris Fathoni W - detikInet
Jumat, 23 Agu 2019 07:07 WIB
Foto: Kris F/detikINET
Jakarta - Tengok laci atau lemarimu, seberapa banyak gadget usang tak terpakai yang menumpuk di sana? Hal ini rupanya memang jadi kecenderungan tersendiri, yang sebenarnya justru buruk buat keberlangsungan gadget dan perkembangan teknologi.

Menurut sebuah survei di Inggris Raya, 40 juta unit gadget diestimasikan teronggok begitu saja tanpa dipergunakan lagi oleh pemiliknya. Survei yang melibatkan 2.353 orang ini dilakukan Ipsos Mori untuk Royal Society of Chemistry (RSC).

Secara spesifik, ditemukan bahwa 51 persen rumah tangga di Inggris Raya memiliki paling tidak satu perangkat elektronik yang tak lagi digunakan. Bahkan 45 persen masih memiliki sampai dengan lima gadget yang tidak terpakai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gadget atau perangkat yang terlingkupi dalam survei ini di antaranya adalah telepon seluler atau smartphone, komputer, TV pintar, pemutar MP3, dan e-reader.




Dari responden yang disurvei itu, 82 persen mengatakan bahwa mereka tidak berencana menjual atau mendaur ulang gadget tersebut walaupun tidak lagi dipergunakan, antara lain karena risau mengenai data di dalamnya (37 persen) dan tak tahu bagaimana cara mendaur ulang teknologi lawas tersebut (29 persen). Di sinilah masalah timbul.

Disebutkan Metro, hal ini bisa memicu langkanya elemen-elemen yang diperlukan pada pembuatan ponsel dalam hitungan 100 tahun ke depan. Dikatakan pula bahwa ponsel paling tidak memiliki 30 elemen natural yang sulit digantikan secara artifisial.

Enam di antaranya, yakni gallium, arsenik, perak, indium, yttrium, dan tantalum, diprediksi kian langka dalam 100 tahun ke depan, dengan sejumlah elemen lain ikut terancam keberlangsungannya. Terlebih lagi beberapa elemen tersebut, seperti timah, emas, tungsten, dan tantalum, ditambang di wilayah-wilayah konflik dan acapkali melibatkan tenaga kerja bawah umur.




Dengan kecenderungan orang kian banyak membeli teknologi masa kini, bahkan bisa banyak dan beragam jenisnya pada generasi muda, RSC pun mengingatkan bahwa ancaman terkait kelangkaan ini bisa bertambah pelik dalam perkembangan teknologi di masa depan.

"Ilmuwan sudah berusaha mencari solusi terobosan, dengan meneliti elemen pengganti yang secara jangka panjang bisa menggantikan elemen langka pada gadget, atau dengan menemukan metode kimia baru untuk mengekstrak material berharga dan menggunakannya ulang. Tetapi kita semua bisa, dan harus, berusaha lebih baik lagi (dalam pemanfaatan gadget)," kata CEO RSC Robert Parker.

"Dalam konteks individu, penggunaan ulang atau daur ulang adalah opsi terbaik buat kita semua, walaupun dengan mendaur ulang pun tetap sangat sulit untuk mengambil elemen-elemen berharga itu dari perangkat lawas. Kita semua harus bertindak, mulai dari pemerintah, manufaktur, dan peritel, demi memastikan penggunaan ulang dan daur ulang jadi lebih mudah," tuturnya.


'Hobi' Koleksi Gadget Lawas Bisa Ancam Perkembangan Teknologi



(krs/krs)