Selain itu, Instagram juga berencana akan membatasi kemampuan interaksi antara target bully dan pengguna yang membuatnya merasa terancam.
Dalam sebuah postingan blog, CEO Instagram Adam Mosseri mengatakan perusahaannya berusaha berbuat lebih banyak untuk membela mereka-mereka yang menjadi target perundungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Spotify Lite Dirilis, Ukurannya Cuma 10 MB |
Instagram mengatakan, perusahaannya menggunakan kecerdasan buatan untuk mengenali berbagai teks yang menyerupai jenis postingan yang paling sering mendapatkan 'report' oleh pengguna.
Sebagai contoh, ketika seseorang mengetik kalimat "Kamu sangat jelek dan bodoh", akan muncul tulisan peringatan seperti "Apakah Anda yakin ingin memposting ini? Pahami lebih lanjut."
Jika pengguna menekan "Pahami lebih lanjut", sebuah pemberitahuan akan muncul yang intinya meminta orang untuk kembali memikirkan komentar mereka.
Pengguna tetap dapat mengabaikan pesan dan meninggalkan komentar mereka, tetapi Instagram mengatakan ternyata tool ini memberi dampak besar. Dalam uji coba awal, Instagram menemukan bahwa hal itu mendorong beberapa orang untuk membatalkan komentar mereka dan menuliskan hal lain yang tidak terlalu menyakitkan orang.
Baca juga: Netizen Korsel Ramai Serukan Boikot Jepang |
Tool anti-bullying ini pada awalnya diluncurkan untuk pengguna berbahasa Inggris, namun rencananya akan tersedia juga secara global.
(rns/rns)