Minggu lalu, Jepang mulai memberlakukan pembatasan ekspor tiga material yang penting untuk produksi layar smartphone dan chip. Perusahaan besar Korsel semacam Samsung, LG sampai SK Hynix bisa mengalami kesulitan produksi karena kebijakan itu.
"Kita tidak bisa menghindari kemungkinan situasi ini akan berkelanjutan, meski ada usaha diplomatis kita untuk menyelesaikan isu," kata Moon yang dikutip detikINET dari Reuters.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini merupakan situasi yang sangat disesalkan, tapi kami tak punya pilihan lain selain mempersiapkan segala kemungkinan," tandasnya, menambahkan bahwa pemerintah akan meningkatkan anggaran untuk membantu perusahaan Korsel bisa mendapatkan material yang dibutuhkan secara domestik.
Dia juga membantah pernyataan politisi Jepang bahwa Korsel secara ilegal mengapalkan bahan hydrogen flouride yang diimpor dari Jepang ke Korea Utara sehingga melanggar sanksi internasional. Moon menyebut tuduhan itu tak berdasar.
"Sungguh tak diinginkan bahwa Jepang mengambil langkah untuk merusak ekonomi kita karena tujuan politik dan membuat pernyataan yang menghubungkannya dengan sanksi pada Korut," cetusnya.
Baca juga: Netizen Korsel Ramai Serukan Boikot Jepang |
Seperti diketahui, Jepang memperketat izin ekspor photoresist yang dipakai di industri semikonduktor, hydrogen fluoride yang penting dalam proses pembuatan chip dan fluorinated polymides yang digunakan di layar smartphone. Jepang adalah produsen dominan ketiganya.
Pembatasan dinilai langkah balas dendam karena pengadilan Korsel Oktober lalu, meminta Nippon Steel memberi kompensasi pada mantan buruh paksa saat Perang Dunia II. Jepang beragumentasi permasalahan itu sudah selesai saat kedua negara memulihkan hubungan diplomatik pada 1965.