Prediksi itu berdasarkan nomor model dari perangkat tersebut, yakni SM-A908N. Jika benar adanya, ia bisa menjadi ponsel 5G perdana yang berada di segmen kelas menengah yang belum ditemukan saat ini. Diperkirakan, ia dibanderol sekitar 700 euro (sekitar Rp 11 juta), atau lebih. Masih bisa dibilang mahal, walau memang lebih murah dari sebelumnya.
Baca juga: Galaxy Fold Siap Dilepas ke Pasaran, Kapan? |
Saat ini, smartphone 5G yang berada di pasaran global masih tergolong kategori flagship dengan harga tinggi, mengingat belum massalnya jaringan 5G ataupun ponselnya. Tengok saja Samsung Galaxy S10 5G.
Saat keran penjualannya dibuka di Korea Selatan, untuk model 256GB, harganya dipatok pada angka 1,39 juta won, atau sekitar Rp 17,5 juta. Sedangkan varian memori internal 512GB dibanderol senilai 1,55 juta won, atau sekitar Rp 19,3 juta.
Kemudian, ada Oppo Reno 5G yang dibanderol seharga CHF 999, atau sekitar Rp 14 juta, ketika diluncurkan di Swiss pada awal Mei lalu. Lalu, ada Xiaomi Mi Mix 3 5G yang harganya menyentuh angka 599 euro (sekitar Rp 9,5 juta) ketika diperkenalkan di MWC 2019. Belum lagi kalau kita bicara Huawei Mate X yang harganya 2.299 euro untuk varian 8GB+512GB (RAM/ROM), atau sekitar Rp 36,6 juta.Baca juga: Galaxy Fold Siap Dilepas ke Pasaran, Kapan? |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menarik untuk ditunggu apakah ponsel ini akan benar-benar menjadi smartphone 5G kelas menengah perdana atau tidak. Hal ini juga tentunya turut membantu implementasi 5G lebih luas agar dapat menjadi jaringan yang dapat digunakan lebih banyak orang.
(mon/fyk)