"Grab adalah salah satu dari beberapa penawar yang mungkin tertarik dengan 2C2P dengan penawaran berkisar hingga USD 200 juta," ucap sumber yang namanya tak ingin disebut, dikutip dari Bloomberg, Kamis (13/6/2019).
Sumber tersebut juga mengatakan bahwa Grab mengincar minat konsumen yang tumbuh di pasar pembayaran online yang berkembang di Asia. Sebagaimana diketahui saat ini lebih banyak konsumen yang berbelanja, memesan makanan, memesan tiket penerbangan, dan kamar hotel secara online.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu ditambah oleh pengembangbiakkan teknologi baru dan startup di mana layanan keuangan Asia Tenggara sedang mengalami transformasi dan pemerintah mendorong upaya menciptakan ekonomi tanpa uang tunai.
Meski demikian pihak P2C2P juga dikabarkan memiliki rencana lain di mana mereka ingin berkembang sebagai perusahaan yang independen. Grab dan 2C2P juga menolak berkomentar terkait kabar ini.
2C2P sendiri didirikan di Bangkok pada tahun 2003 oleh Aung Kyaw Moe. Startup ini telah bekerja sama dengan Thai Airways, Agoda, Traveloka, Lazada, Zara, dan Central Online Shopping dalam hal pilihan pembayaran online dari pelanggan Asia Tenggara.
Video: Kata Grab soal Rencana Penghapusan Diskon Tarif Ojek Online
[Gambas:Video 20detik]
Menurut pemerintah Singapura, pendapatan 2C2P tumbuh 74% atau sekitar USD 52 juta pada tahun 2018 atau dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
(prf/krs)