Ketika sekelompok ahli astronomi sedang mengukur lubang hitam yang menjadi pusat di galaksi kerdil NGC 4395, mereka terkejut karena lubang hitam tersebut berukuran 40 kali lebih kecil dari perkiraan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengukur lubang hitam mini ini merupakan misi yang penting bagi astronomer karena membantu mereka memahami susunan di galaksi yang lebih kecil.
Saat ini pemahaman yang umum di kalangan ilmuwan adalah galaksi dengan massa seukuran galaksi Bima Sakti atau lebih besar memiliki lubang hitam supermasif di tengahnya. Tapi, untuk galaksi kecil seperti NGC 4395 belum banyak fakta yang diketahui.
"Pertanyaan yang tetap terbuka untuk galaksi-galaksi kecil atau kerdil: Apakah galaksi-galaksi ini memiliki lubang hitam, dan jika ada, apakah ukuran mereka sama dengan lubang hitam supermasif?" kata profesor dari University of Michigan Elena Gallo seperti dikutip detikINET dari Newsweek, Selasa (11/6/2019).
"Menjawab pertanyaan ini mungkin akan membantu kita memahami mekanisme di mana lubang hitam monster ini dibentuk ketika alam semesta masih dalam tahap awal pertumbuhan," sambungnya.
Untuk menghitung massa lubang hitam ini, ilmuwan menggunakan metode yang disebut 'pemetaan gema'. Pada dasarnya, metode ini melibatkan menghitung radiasi yang dipancarkan dari cincin materi yang mengelilingi lubang hitam yang dikenal sebagai 'piringan akresi'.
Menurut ilmuwan, temuan terbaru ini berhasil menambah pemahaman kita tentang lubang hitam dan galaksi mereka, terutama pemahaman tentang hubungan keduanya.
"Lubang hitam entah bagaimana membentuk galaksi tempat mereka hidup dalam skala yang sangat besar, dan karena kita tidak tahu banyak tentang galaksi yang lebih kecil dengan lubang hitamnya yang lebih kecil, kita tidak tahu apakah itu benar," kata Gallo.
"Dengan pengukuran ini, kita dapat menambahkan lebih banyak informasi tentang hubungan ini," pungkasnya.