Itu menandakan momen pertama kalinya gerhana Matahari total berhasil diabadikan oleh manusia. Hari ini tepat merupakan hari jadi ke-100 dari peristiwa bersejarah itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dulu, Isaac Newton mengemukakan bahwa cahaya tidak memiliki massa dan tidak dapat terpengaruh oleh gravitasi. Einstein, pada 1915, menambahkan bahwa gravitasi justru bisa melengkungkan ruangwaktu. Ia berpendapat bahwa efek ini bisa telihat dengan objek yang cukup besar seperti Matahari.
Ini berarti, posisi bintang-bintang yang jauh di sana bisa jadi sedikit bergeser ketika cahaya mereka melintas dekat Matahari. Sulitnya melihat bintang-bintang di sekitar Matahari yang terang membuat Eddington berusaha membuktikan teori Einstein saat gerhana.
Eddington beserta timnya sukses menangkap gambar sejumlah bintang di dekat Matahari yang menjadi gelap. Setelah melakukan penghitungan, posisi bintang-bintang itu membuktikan bahwa teori Einstein lulus tes dan membuat namanya menjadi besar.
"Seabad yang lalu para ahli astronomi memastikan kebenaran dari teori relativitas umum dalam sebuah proses yang mentransformasi pemahaman kita terhadap alam semesta selamanya," ujar Mike Cruise, Presiden Royal Astronomical Society, seperti detikINET kutip dari Cnet, Rabu (29/5/2019).
Dari situ, sejumlah eksperimen lain terus membuktikan kebenaran teori dari Einstein. Penemuan gelombang gravitasi hingga pencitraan pertama dari lubang hitam menjadi bukti lain bahwa gravitasi berlaku sebagaimana Einstein telah prediksikan.
![]() |
Menariknya, peringatan 100 tahun diabadikannya gerhana Matahari total juga akan dilengkapi dengan kedatangan fenomena yang sama di 2019 ini. 2 Juli menjadi tanggal munculnya gerhana Matahari Total untuk tahun ini.
Diperkirakan, sejumlah kawasan di Amerika Selatan seperti Argentina dan Chili akan kebagian fenomena ini. Hal yang sama juga berlaku untuk sebelah selatan Samudra Pasifik.
(mon/krs)