CEO Google: Jangan Percaya AI Begitu Saja, Rentan Kesalahan
Hide Ads

CEO Google: Jangan Percaya AI Begitu Saja, Rentan Kesalahan

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 18 Nov 2025 21:00 WIB
Sundar Pichai, chief executive officer of Google Inc., speaks during a Google product launch event in San Francisco, California, U.S., on Tuesday, Oct. 4, 2016. Google is embarking on a wholesale revamp of its mobile phone strategy, debuting a pair of slick and powerful handsets that for the first time will go head-to-head with Apple Inc.s iconic iPhone. Photographer: Michael Short/Bloomberg via Getty Images
CEO Google: Jangan Percaya AI Begitu Saja, Rentan Kesalahan. Foto: Michael Short/Getty Images
Jakarta -

Orang seharusnya tak percaya begitu saja pada semua hal yang dikatakan AI. Demikian dikatakan oleh CEO Google, Sundar Pichai. Pichai mengakui model AI rentan terhadap kesalahan dan mengimbau pemakai untuk menggunakannya bersamaan dengan tool lain.

Ia menyoroti pentingnya memiliki ekosistem informasi yang kaya, tak hanya bergantung ke AI. "Ini mengapa orang juga menggunakan Google Search, dan kami memiliki produk lain yang lebih berlandaskan pada penyediaan informasi yang akurat," cetusnya dalam wawancara dengan BBC yang dikutip detikINET.

Menurutnya orang harus belajar menggunakan AI sesuai kegunaan dan tak percaya begitu saja tiap hal yang mereka katakan. "Kami bangga dengan upaya besar untuk memberi informasi seakurat mungkin, namun teknologi AI terkini masih rentan terhadap sejumlah kesalahan," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Google sendiri giat mengembangkan Gemini AI. Sejak Mei, Google mulai memperkenalkan AI Mode dalam layanan pencarian, yang mengintegrasikan chatbot Gemini untuk pengalaman seperti bicara dengan ahli.

ADVERTISEMENT

Itu merupakan bagian dari upaya raksasa teknologi tersebut untuk tetap kompetitif melawan layanan AI seperti ChatGPT yang mengancam dominasi Google dalam penelusuran online.

Komentarnya sejalan dengan riset BBC awal tahun ini yang menemukan chatbot AI tak akurat merangkum berita. ChatGPT milik OpenAI, Copilot milik Microsoft, Gemini milik Google, dan Perplexity AI diberi konten situs BBC dan diminta menjawab pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan jawaban AI berisi ketidakakuratan signifikan.

Pichai menyebut ada ketegangan antara kecepatan pengembangan teknologi dan upaya mitigasi untuk mencegah dampak berbahaya. Bagi Alphabet, mengelola itu artinya bergerak cepat dan bertanggung jawab secara bersamaan. "Jadi kami bergerak cepat melalui momen ini. Saya pikir konsumen kami menuntut hal itu," ujarnya.

Raksasa teknologi tersebut juga telah meningkatkan investasi dalam keamanan AI sebanding dengan investasinya di bidang AI. "Sebagai contoh, kami membuka teknologi yang memungkinkan Anda mendeteksi apakah sebuah gambar dibuat oleh AI," katanya.




(fyk/fay)
Berita Terkait