Tapi menurut perusahaan pialang dan investasi CLSA, perusahaan asal China ini memiliki stok komponen yang cukup untuk memastikan bisnis smartphone dan peralatan jaringan 5G mereka aman dari tekanan pemerintah AS hingga akhir tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk sisa tahun ini, saya pikir perusahaan bisa baik-baik saja dalam hal smartphone dan peralatan jaringan," kata Analis Investasi CLSA Sebastian Hou seperti dikutip detiKINET dari CNBC, Senin (27/5/2019).
"Dalam jangka pendek, mereka masih memiliki persediaan yang cukup untuk bertahan selama periode ini, tapi persediaan tersebut pada akhirnya akan habis. Jadi bagaimana pembicaraan perdagangan ini akan berjalan dalam beberapa bulan ke depan masih sangat penting untuk kelangsungan hidupnya di masa depan," sambungnya.
Hou mengatakan kontribusi terbesar yang disumbangkan untuk memastikan ketersediaan komponen ini datang dari anak perusahaan Huawei HiSilicon yang memproduksi prosesor untuk produk Huawei. Tapi, Hou mengatakan perusahaan yang memegang kunci atas kelangsungan hidup Huawei di masa depan adalah Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC).
"Tidak peduli betapa hebatnya desain chip HiSilicon, mereka tidak dapat hidup tanpa TSMC, karena TSMC memproduksi semua chip canggih HiSilicon. Ini berarti TSMC sangat penting untuk kelangsungan hidup Huawei dan rencana Trump untuk memblokir Huawei dan China," jelasnya.
TSMC memang telah mengatakan kebijakan baru pemerintah AS tidak akan mempengaruhi bisnis mereka dengan Huawei. Tapi, Hou menjelaskan bahwa TSMC menggunakan peralatan dan hak intelektual dari perusahaan AS untuk memanufaktur prosesor milik klien mereka.
Jika teknologi yang berasal dari AS dalam suatu produk melebihi 25%, maka TSMC harus tunduk pada Regulasi Administrasi Ekspor AS dan akan memerlukan lisensi dari pemerintah AS untuk tetap berbisnis dengan Huawei. Tapi saat ini persentase teknologi asal AS yang ada di produk yang dijual TSMC kepada HiSilicon berada di kisaran 15% hingga 20% sehingga masih aman.
(vim/krs)