Huawei memang perusahaan sangat penting bagi China dan terbukti sukses di mancanegara. Bulan Desember lalu ketika Chief Financial Officer Huawei Meng Wanzhou ditangkap di Kanada, China langsung membalas dengan menahan dua warga Kanada atas tuduhan spionase.
Terkait situasi saat ini, langkah pertama mungkin menggencarkan boikot produk asal Amerika Serikat. "Ada beberapa sinyal tentang memobilisasi konsumen patriotik sehingga mungkin akan ada boikot produk AS," kata Adam Segal, direktur Council on Foreign Relations.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan Apple rawan jadi sasaran meskipun mungkin tidak akan besar-besaran. "Ada kekhawatiran juga jika Anda memobilisasi sentimen nasionalisme terlalu tinggi, Anda tidak bisa mengendalikannya," tambah dia.
Meski rentan, Apple juga punya posisi kuat karena berpengaruh besar bagi ekonomi China. Mereka mempekerjakan 1,4 juta orang di Negeri Tirai Bambu yang jadi pusat manufaktur iPhone.
"Apple paling berisiko kena balasan. Tapi secara realistis, saya pikir hanya akan berdampak 3-5% dari iPhone yang dibeli di negara itu," sebut Dan Ives analis dari Wedbush yang dikutip detikINET dari CNBC.
Baca juga: 5 Bulan Ditahan, Begini Kondisi Bos Huawei |
Adapun perusahaan teknologi besar asal AS lainnya semacam Qualcomm diprediksi tetap aman. Pasalnya teknologi besutan mereka sangat penting di smartphone dan juga tidak terlihat oleh konsumen.
"Qualcomm terintegrasi di pasar smartphone China. Jika China mengincarnya, implikasinya lebih buruk secara domestik yang jauh melampaui kepentingan balas dendam," tambah Ives.
(fyk/krs)