Ya di balik kesan kesederhanaan dan kekalemannya, Zuck ternyata ingin mendominasi dan yakin sejak awal Facebook yang dilahirkan tahun 2004 akan menuju puncak.
"Dari hari-hari awal kami, Mark menggunakan kata dominasi untuk mendeskripsikan ambisi kami dengan tidak ada tanda ironi atau kerendahan hati," tulis Hughes dalam kolomnya di New York Times.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengejaran Zuck akan kesuksesan memicu Facebook melakukan segala macam cara hingga saat ini tidak ada yang mampu menandingi. Karena itulah Hughes berharap agar regulator memaksa Facebook memecah perusahaannya.
Karena ambisi pula, Zuck tidak mau Facebook dicaplok Yahoo pada tahun 2006 dengan tawaran USD 1 miliar, jumlah besar kala itu. Padahal Hughes dan dewan direksi sepakat menerimanya.
Zuck pun tidak pernah punya pengalaman memiliki bos. "Mark tidak pernah punya seorang bos sejati dan sepertinya tidak tertarik dengan itu. Dorongan dalam Mark lebih kuat tak terbatas. Dominasi berarti dominasi," sebut Hughes.
Ambisi dan kecerdasannya itu mengantar Zuck jadi nama berpengaruh di dunia teknologi berkat keberhasilan Facebook. Tapi menurut Hughes, Facebook menjadi terlalu besar dan membatasi pilihan konsumen soal media sosial.
"Pengaruh Mark luar biasa, jauh dibandingkan siapapun di sektor swasta ataupun pemerintahan. Dia mengendalikan 3 platform komunikasi inti, Facebook, Instagram dan WhatsApp, yang digunakan miliaran orang tiap hari," tulis Hughes.