Hands On Samsung Galaxy Fold, Bagus atau Buruk?
Hide Ads

Hands On Samsung Galaxy Fold, Bagus atau Buruk?

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 16 Apr 2019 11:27 WIB
Hands On Samsung Galaxy Fold, Bagus atau Buruk?
Galaxy Fold. Foto: Tech Crunch
Jakarta - Era ponsel layar lipat dimulai antara lain dengan kehadiran Samsung Galaxy Fold. Smartphone canggih yang telah bisa dipesan di Amerika Serikat itu telah dijajal hands on oleh para media teknologi terkemuka. Apa kesimpulan mereka? Simak berikut ini.

Dieter Bohn - The Verge

Setelah menggunakan Galaxy Fold sekitar sejam, aku mulai berpikir ini adalah tablet yang bisa dilipat. Jika kalian memikirkannya sebagai sebuah ponsel, benda ini konyol. Super tinggi dan tebal dibandingkan ponsel di luar sana. Layar luarnya kecil. Meskipun 4,6 inch, terasa jauh lebih kecil karena berada di ponsel yang tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi jika kalian pikir ini adalah tablet kecil yang bisa dilipat, semua kelemahan itu terasa berkurang. Seperti punya iPad mini yang bisa lebih masuk ke saku. Aku menyebut 'lebih masuk' secara sengaja. Gadget ini cukup besar sehingga hanya bisa dimasukkan ke celana dengan saku terdalam. Lebih didesain untuk saku mantel atau dompet.

Mekanisme engselnya sangat solid. Ada magnet yang menahannya tertutup dengan rapat dan sekuat apapun aku mencoba, tidak bisa membukanya satu tangan. Tapi aku dapat memegangnya memakai satu tangan, bahkan ketika terbuka.

Layarnya cukup cemerlang. Kalian dapat melihat ada kerut dari sudut tertentu, tapi hampir lenyap jika menatapnya. Kalian juga bisa merasakan adanya kerut itu, tapi akan terbiasa. Di software, ada App Continuity di mana aplikasi di layar kecil otomatis melebar di layar dalam dengan ukuran yang sudah disesuaikan.



Menyesuaikan ukuran aplikasi biasanya kelemahan Android, tapi Samsung dan Google bekerja sama untuk memperbaikinya di banyak aplikasi. Hal lainnya adalah kalian bisa memakai dua atau tiga aplikasi secara split screen.

Sensor sidik jarinya merangkap tombol Bixby. Selain itu, kalian akan menemukan tombol volume dan power tradisional. Di bagian belakang ada 3 kamera. Ketika ponsel tertutup, ada kamera depan 10 megapixel. Ketika dibuka jadi mode tablet, ada notch besar dengan dua kamera. Jadi ada 6 kamera.

Ada beberapa alasan kalian mengabaikan Galaxy Fold, terutama harganya yang USD 1.980. Tapi jangan abaikan ide keseluruhannya. Samsung mencapai sesuatu yang istimewa di sini, meski masih ada pekerjaan untuk diselesaikan.

Benda ini merupakan ponsel layar lipat yang benar-benar bekerja. Hal itu adalah mengagumkan. Apapun sinisme soal masalah-masalahnya, kalian tidak bisa sinis lagi ketika membukanya untuk pertama kali.

Halaman Selanjutnya: Hands On dari Engadget

Cherlynn Low - Engadget

Foto: Tech Crunch
Dari kesan pertama, aku bisa bilang jika Galaxy Fold ada kerutannya dan juga terasa cukup kokoh. Terasa memuaskan melipat layar 7,3 inch-nya. Ia terbuat dari 'advanced composite polymer' yang merupakan tipe plastik kuat.

Membukanya memang lebih berat dan secara umum membutuhkan kedua tangan. Di sisi luar, ponsel ini layarnya 4,6 inch resolusi 840 x 1.960 pixel. Karena ukuran itu, layar luar ini lebih sukar dioperasikan. Aku sering menyentuh tombol yang salah. Kurasa, kalian tidak dimaksudkan menghabiskan banyak waktu di layar lebih kecil ini.

Ya, ada kerutan di bagian tengah layar lipatnya, tapi tergantung bagaimana kalian melihatnya. Terlihat hanya seperti jika kalian melipat kertas dan membukanya, kalian tetap dengan mudah masih bisa menyaksikan apa yang kalian baca, tapi terganggu dengan visualnya yang tak sempurna.

Aku suka sentuhan di software yang membuat layar besar Fold berguna. Ketika memakai aplikasi semacam Google Maps atau YouTube di layar luar, otomatis ketika membuka ponsel layarnya berekspansi. Ini bermanfaat untuk melihat lebih banyak arah di Maps.

Layar besar juga menawarkan ruang lebih banyak untuk multitasiking. Kalian bisa meluncurkan 3 aplikasi secara bersamaan. Fold secara mudah bisa menjalankan 3 aplikasi secara simultan karena punya prosesor Snapdragon 855 dan RAM 12 GB. Aku tak menjumpai lag ketika beralih aplikasi, mengubah layar atau kamera.

Yang belum bisa kucoba adalah ketahanan baterainya. Fold punya dua baterai dengan total 4.380 mAh, lebih besar dari Galaxy S10+ sebesar 4.000 mAh. Tapi mempertimbangkan Fold adalah sebuah ponsel dan sebuah tablet jadi satu, aku skeptis ia bisa bertahan sehari penuh.

Dari apa yang kusaksikan sejauh ini, Fold bukan ponsel yang ditujukan untuk konsumen umum atau bahkan konsumen lebih kaya yang lebih mau membayar premium untuk fitur canggih. Fold lebih seperti bukti konsep yang bagus yang menunjukkan bahwa Samsung masih bisa mengejutkan kita dan sepertinya hanya akan menarik bagi para fans yang paling 'haus'.

Halaman 2 dari 2
(fyk/krs)