Di sebuah sesi wawancara dengan media Asia Pasifik, masih dalam rangkaian acara peluncuran Huawei seri P30 di Wetzlar, Jerman, Changzhu Li, Vice President of Huawei CBG Smartphone Product, berkomentar mengenai hal ini.
Li berharap, DxOMark sebagai penguji independen, akan terus mempertahankan independensinya. Dan menurutnya, hal itu dilakukan DxOMark.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sisi lain, (pengujian) ini memperlihatkan DxOMark terus melakukan peningkatan berdasarkan perkembangan fungsi smartphone, karena mereka (DxOMark) bisa memberikan indeks pengujian pada konsumen, berdasarkan hasil tes mereka," kata Li.
![]() |
Dari sisi Huawei sendiri, pihaknya akan mengikuti aturan melakukan riset dan pengembangan, serta mendengarkan konsumen sebelum memutuskan untuk menghadirkan fungsi-fungsi tertentu di perangkatnya.
Untuk diketahui, skor Huawei P30 Pro punya skor DxOMark secara keseluruhan 112. Untuk kemampuan foto, skornya adalah 119 dan video 97.
Dijelaskan DxOMark dalam kesimpulannya, skor kemampuan kamera ini meningkat dari flagship Huawei sebelumnya, P20 dan P20 Pro serta Mate 20 dan Mate 20 Pro.
![]() |
"Dalam sejumlah kasus, kami tidak bisa menjadi yang terbaik di semua area. Misalnya (kemampuan) video. Namun konsumen juga harus mempertimbangkan ada protokol pengujian dan banyak variabel untuk menang, seperti kemampuan low light, zoom dan lainnya," urainya.
Li pun yakin, protokol pengujian kamera smartphone akan berubah, mengikuti perkembangan di industri ini. Jadi jika ditanya apakah Huawei peduli dengan skor DxOMark, ya.
"Tentu saja kami peduli dengan hasil pengujian (DxOMark), tapi tidak terlalu. Yang paling kami pedulikan adalah nilai dari pengalaman konsumen," tutupnya. (rns/fyk)