"Saya tidak percaya seberapa lancar seluruh misi telah berjalan. Hampir semuanya di setiap titik telah dilakukan secara sukses sepanjang jalan," kata Director of Crew Mission Management Space X, Benjamin Reed dikutip detikINET dari BBC, Sabtu (9/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu, Crew Dragon menyalakan mesin pendorongnya selama sekitar 15 menit untuk membawanya keluar dari orbit. Kemudian proses untuk mendarat di Bumi dimulai.
Proses ini yang paling dikhawatirkan oleh CEO SpaceX, Elon Musk. Ada kekhawatiran jika bagian pendaratan ini membuat kapsul berputar karena bentuknya yang tidak simetris.
Tapi, Crew Dragon berhasil melewati tahap ini dengan lancar. Pada pagi hari sekitar pukul 8.45 waktu Amerika Serikat bagian Timur, Crew Dragon, dibantu dengan empat parasut, berhasil mendarat dengan mulus di Samudera Atlantik dekat Florida, AS.
Kapal milik SpaceX yang dinamai Go Searcher pun menyelamatkan kapsul ini dan membawanya ke daratan.
Walaupun Crew Dragon tidak membawa awak manusia, selama perjalanan kapsul ini membawa manekin pintar yang disebut Ripley. Manekin ini dilengkapi dengan berbagai sensor untuk menghitung tekanan dan percepatan yang mungkin akan dialami awak manusia selama menumpang Crew Dragon.
Setelah ini, Crew Dragon masih akan menjalani dua misi uji coba. Pertama misi untuk menguji coba sistem gawat darurat jika terjadi kesalahan teknis dalam peluncuran. Uji coba ini ditargetkan dilakukan pada bulan April 2019.
Selanjutnya, uji coba dengan awak pertama akan dilakukan. Dua astronot NASA, Bob Behnken dan Doug Hurley dijadwalkan akan terbang menggunakan kapsul ini untuk pertama kalinya. Misi ini dijadwalkan akan dilakukan pada bulan Juli 2019.
Ini tentu merupakan pencapaian yang besar untuk misi antariksa komersial Amerika Serikat yang ingin kembali mengantarkan astronot ke orbit menggunakan roket buatan sendiri. Selama ini mereka selalu mengandalkan roket dan kapsul Soyuz milik Rusia jika ingin mengirimkan astronot menuju ISS.