"Kami melihat Fold sebagai penantang utama potensial di segmen ultra high end dengan form factor menarik yang menurut opini kami hanya dapat dilakukan oleh teknologi OLED fleksibel dari Samsung," tulis Goldman.
Di sisi lain, jika Apple memutuskan meluncurkan ponsel layar lipatnya sendiri, ada kemungkinan Samsung tidak mau memasoknya. Padahal saat ini, belum ada produsen lain mampu membuat layar semacam itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Apple Patenkan iPhone Layar Lipat yang Beda |
Seandainya Galaxy Fold atau gadget sejenis menjadi produk hits, Goldmann meyakini Samsung mungkin membatasi akses teknologinya sehingga tidak langsung bisa diterapkan ke iPhone. Hal ini dapat berdampak buruk bagi Apple.
"Kami melihat hal ini sebagai tantangan bagi Apple yang membuat mereka bisa saja tidak punya akses pada teknologi OLED fleksibel yang penting, di mana kami percaya Samsung memimpin 2 tahun di depan dibanding produsen layar lainnya," papar Goldman.
Dikutip detikINET dari 9to5Mac, Samsung saat ini memang mendominasi produksi panel OLED smartphone, dengan market share 95%. Produsen asak Korea Selatan ini berencana pula membangun pabrik OLED terbesar di dunia.
Apple sendiri berusaha mengamankan pasokan OLED dengan menggandeng LG. Perusahaan yang dipimpin CEO Tim Cook ini kabarnya mengguyur LG dengan uang USD 3,7 miliar untuk mendirikan fasilitas pembuatan layar OLED.