Ramai-ramai Membela Huawei dari 'Gencetan' AS
Hide Ads

Ramai-ramai Membela Huawei dari 'Gencetan' AS

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 28 Jan 2019 18:45 WIB
Ramai-ramai Membela Huawei dari Gencetan AS
Kantor Huawei. Foto: Reuters
Jakarta - Huawei saat ini tengah berada dalam posisi sulit. Amerika Serikat dan sekutunya, yang notabene para negara kuat, coba membatasi ruang gerak perusahaan asal China tersebut.

Huawei telah dicekal dalam menggelar teknologi 5G di beberapa negara termasuk AS, Australia dan Selandia Baru. Petinggi Huawei, Meng Wanzhou, tengah dalam proses ekstradisi ke AS terkait tuduhan dia melanggar aturan embargo perdagangan dengan Iran



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa pihak pun membela Huawei dengan mengajukan beragam argumen. Tidak hanya dari China, tapi juga beberapa dari mancanegara. Siapa saja? Berikut di antaranya seperti dihimpun detikINET.

Profesor AS Bela Huawei Kemudian Di-bully

Foto: Reuters
Jeffrey Sachs, profesor ekonomi di Columbia University, mengkritik pemerintahan Donald Trump terkait penahanan Chief Financial Officer Huawei, Meng Wanzhou. Tapi jadi sasaran kecaman di dalam negeri, yang sampai membuatnya memutuskan menutup akun Twitter.

Sachs mempublikasikan kolom 'The War on Huawei' yang dimuat beberapa media internasional. Intinya, dia menilai bahwa pemerintahan Trump tak adil mengincar Meng dengan tuduhan melanggar aturan terkait bisnis Huawei dengan Iran, negara yang kena embargo Negeri Paman Sam.

Dikutip detikINET dari South China Morning Post, Sachs menyebut Washington munafik karena tak melakukan aksi yang sama pada eksekutif dari perusahaan AS yang melakukan pelanggaran serupa. Bahkan ditulisnya kalau pemerintahan Trump adalah ancaman terbesar pada hukum internasional.

Kolom itu mendapat dukungan di China. Media di Negeri Tirai Bambu banyak membahasnya, mengatakan bahwa penahanan Meng kontroversial. Namun di AS, Sachs menuai kecaman di media sosial. Beberapa bertanya apa Sachs disuap oleh Huawei sehingga menulis kolom bersangkutan.

Sach yang punya ratusan ribu follower itu kini telah mematikan akun di Twitter. "Aku menikmati waktu dengan keluar dari Twitter. Tentang Huawei, kuharap kepala dingin yang akan menang di AS untuk menghentikan aksi provokatif menghadapi China," katanya ketika dikonfirmasi Bloomberg.

Pada bulan Novmber, Sachs juga pernah menulis pujian pada Huawei. "Huawei adalah perusahaan luar biasa dan dengan standar apapun, visi Huawei soal masa depan digital kita merupakan sesuatu yang menarik," tulisnya.

Menlu China Tak Terima Perlakuan Pada Huawei

Foto: REUTERS/David Ryder
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menyatakan bahwa penggunaan kekuatan negara untuk mendiskreditkan sebuah bisnis resmi adalah tidak fair dan juga imoral.

"Mempetimbangkan niat politik dan manipulasi di belakangnya, hal itu menjadi semakin tidak bisa diterima," kata dia yang dikutip detikINET dari South China Morning Post.

Wang memang tak menyebut nama Huawei, tapi tentu perusahaan asal China itu yang ia singgung. Huawei tengah menghadapi tekanan dari Amerika Serikat dan sekutunya karena dicurigai sebagai alat mata-mata China.

"Tentu tiap negara berhak melindungi keamanan informasi mereka, namun mereka tidak bisa menggunakan keamanan sebagai alasan untuk merusak atau bahkan mencekik operasi bisnis yang resmi," tandasnya.

"Perusahaan hanyalah perusahaan dan kelangsungan serta perkembangan perusahaan harus ditentukan oleh kompetisi pasar. Apa yang dilakukan pemerintah adalah menyediakan mereka lingkungan bisnis yang adil dan transparan," lanjut Wang dalam kunjungannya ke Roma.

Huawei telah dilarang menggelar layanan 5G oleh pemerintah AS, Australia dan Selandia Baru. Berita terkini menyebutkan operator besar Vodafone di Inggris menunda pembelian perangkat Huawei di jaringan intinya di Eropa.

Dukung Bos Huawei, Dubes Kanada untuk China Dipecat

Foto: Alexander Koerner/Getty Images
Duta besar Kanada untuk China, John McCallum, baru saja dipecat terkait komentarnya soal penangkapan Chief Financial Officer Huawei, Meng Wanzhou. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengumumkan informasi itu.

"Saya meminta dan menerima pengunduran diri John McCallum sebagai duta besar untuk China," kata Trudeau yang dikutip detikINET dari CBC.

Trudeau tak menjelaskan alasan pemberhentian McCallum. Tapi dapat dipastikan berhubungan dengan komentar McCallum pada media soal penahanan Chief Financial Officer Huawei, Meng Wanzhou, oleh Kanada atas permintaan Amerika Serikat.

McCallum menyebut bahwa Meng tak seharusnya diekstradisi ke AS dan sang bos Huawei menurutnya punya argumen kuat untuk melawan upaya tersebut. Ia berpendapat akan bagus dampaknya bagi Kanada jika AS membatalkan permintaan ekstradisi Meng. Jika saja terwujud deal, berarti warga Kanada yang sekarang ditahan China mungkin dapat dibebaskan.

"Kita harus memastikan jika AS memang melakukan deal semacam itu juga termasuk dengan pembebasan orang-orang kita," kata dia.

McCallum juga mengindikasikan penahanan Memg bermotif politik. Komentar-komentar itu yang membuatnya dipaksa lengser. Pemimpin oposisi Kanada, Andrew Scheer, menyatakan McCallum seharusnya sudah dipecat beberapa hari lalu karena opininya memunculkan kecemasan soal politisasi kasus Meng.

Petinggi Alibaba Bilang Amerika Tak Adil

Foto: Reuters
Perlakuan Amerika Serikat pada Huawei dikecam oleh salah seorang pendiri Alibaba. Joe Tsai yang sekarang menjabat Executive Vice Chairman raksasa e-commerce itu menyatakan AS sangat tidak adil dalam mencekal Huawei dan motivasinya adalah politik.

"Saya pikir apa yang dilakukan oleh pemerintah Amerika bersama aliansi Five Eyes, apa yang coba mereka lakukan pada Huawei, sedikit tidak adil, tentu ada agenda politis di baliknya," kata Tsai yang dikutip detikINET dari Reuters.

Five Eyes adalah gabungan intelijen AS, Kanada, Inggris, Australia dan Selandia Baru. Mereka ini yang paling getol mengkampanyekan bahwa Huawei adalah alat spionase pemerintah China. AS dan China sedang terlibat perang dagang sengit di mana Huawai tempaknya menjadi korban.

"Presiden Trump mungkin memulainya dengan fokus untuk memperbaiki defisit perdagangan. Namun dalam 9 bulan ke belakang malah meledak menjadi masalah anti China yang membesar. Hal ini mengkhawatirkan semua orang," kata Tsai.

Alibaba sendiri memang sangat mengkritisi perang dagang itu, di mana sang Chairman, Jack Ma, belum lama ini mengatakannya sebagai hal terbodoh di dunia. Alibaba yang pernah berjanji menciptakan sejuta lapapangan kerja di AS pun mundur teratur karena perang dagang itu.

Tsai menyatakan regulator AS mempersulit investasi Alibaba sehingga mereka akan mengalihkannya ke negara lain. Tahun lalu, pemerintah AS juga menolak upaya akuisisi Ant Financial, perusahaan milik Ma, yang ingin mencaplok MoneyGram International dengan alasan keamanan.

Halaman 2 dari 5
(fyk/rns)