Lama tak terdengar kabarnya, kini Stratolaunch memberikan perkembangan terkininya setelah ditinggal salah satu pendirinya. Sayang, justru kabar kurang sedap yang muncul dari mereka.
Baca juga: Melihat Aksi 'Baju Iron Man' di Dunia Nyata |
Stratolaunch Systems, perusahaan di balik pesawat terbesar sejagat itu, mengumumkan bahwa pihaknya merumahkan lebih dari 50 orang. Selain itu, ia juga tidak lagi melanjutkan pengembangan lini sejumlah kendaraan dan roket barunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau demikian, bukan berarti perusahaan ini akan mati. Stratolaunch Systems menyebut langkah ini dilakukan sebagai upaya mereka agar dapat lebih fokus pada pesawat flaghsip mereka yang dijadwalkan bakal melakukan penerbangan perdana tahun ini, walaupun rencana awalnya peluncuran tersebut harusnya dilakukan pada 2018 lalu.
Sebelum melakukan penerbangan pertamanya, Stratolaunch sudah menjalani sejumlah uji coba dalam beberapa waktu terakhir. Mereka pun juga telah meneken kontrak untuk melakukan penerbangan.
Adalah Orbital ATK, perusahaan pembuat roket asal Amerika Serikat yang menjadi salah satu konsumen Stratolaunch. Mereka berencana untuk menerbangkan roket mereka bernama Pegasus XL menggunakan pesawat terbesar sejagat itu.
Belum ada informasi mengenai waktu peluncuran akan dilakukan. Selain itu, tidak disebutkan juga apakah Pegasus XL itu akan menjadi muatan yang dibawa Stratolaunch pada penerbangan perdananya. (mon/fyk)