Tidak hanya membuat kesulitan berjalan karena perbedaan gravitasi, paparan radiasi luar angkasa juga sering dikaitkan dengan kanker dan gangguan jantung sehingga bisa memperpendek usia astronot. Meski demikian, studi terbaru menunjukkan hal yang sebaliknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu catatan yang membuktikan paradigma di atas kurang tepat, astronot cenderung meninggal karena kecelakaan atau faktor eksternal lainnya. Mereka juga memilik risiko yang rendah dalam mengalami kematian dengan penyebab semacam serangan jantung dan penyakit alami lainnya.
"Kami memperkirakan bahwa kesehatan kardiovaskular menjadi salah satu faktor penting dalam umur panjang yang dimiliki para astronot," ujar Robert Reynolds, salah satu penulis penelitian tersebut.
Lebih lanjut, penelitian ini juga menunjukkan bahwa paparan radiasi di luar angkasa tidak mengarahkan para astronot terhadap kematian dini akibat serangan jantung maupun kanker tertentu. Faktanya, angkasawan justru memiliki tingkat kematian yang disebabkan penyakit jantung lebih rendah ketimbang para pemain NBA maupun MLB.
Francis Cucinotta, peneliti dari University of Nevada, yang tidak terlibat dalam penelitan tersebut, mengatakan bahwa paparan radiasi memang terbilang rendah jika bicara soal perjalanan ke Bulan. Cerita akan berbeda jika yang dituju adalah Mars.
"Misi masa lalu memberikan dosis (radiasi) yang rendah, sedangkan di masa depan dosisnya bisa 50 sampai 100 kali untuk misi ke Mars," katanya, sebagaimana detikINET kutip dari Reuters, Minggu (30/12/2018).
Penelitian ini sendiri tidak dirancang untuk membuktikan seperti apa perjalanan luar angkasa dapat memengaruhi kesehatan manusia. Selain itu, penelitian tersebut juga tidak membandingkan data dari astronot dan atlet perempuan. (mon/fyk)