Apa Benar Paparan Radiasi Bikin Astronot Cepat Mati?
Hide Ads

Apa Benar Paparan Radiasi Bikin Astronot Cepat Mati?

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Minggu, 30 Des 2018 12:12 WIB
Astronot di luar angkasa. Foto: Reuters
Jakarta - Perjalanan ke luar angkasa dikenal memiliki dampak yang besar bagi kondisi fisik dan kesehatan astronot. Bahkan, ada astronot NASA bernama Drew Feustel yang kesulitan berjalan di Bumi setelah berada di International Space Station (ISS) selama hampir 200 hari.

Tidak hanya membuat kesulitan berjalan karena perbedaan gravitasi, paparan radiasi luar angkasa juga sering dikaitkan dengan kanker dan gangguan jantung sehingga bisa memperpendek usia astronot. Meski demikian, studi terbaru menunjukkan hal yang sebaliknya.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para peneliti membandingkan tingkat kematian astronot laki-laki Amerika Serikat dengan atlet profesional dari Major League Baseball (MLB) dan National Basketball Association (NBA) dari 1960 sampai pertengahan 2018. Baik atlet maupun astronot memiliki risiko lebih rendah dalam mengalami kematian dini ketimbang masyarakat pada umumnya.

Satu catatan yang membuktikan paradigma di atas kurang tepat, astronot cenderung meninggal karena kecelakaan atau faktor eksternal lainnya. Mereka juga memilik risiko yang rendah dalam mengalami kematian dengan penyebab semacam serangan jantung dan penyakit alami lainnya.

"Kami memperkirakan bahwa kesehatan kardiovaskular menjadi salah satu faktor penting dalam umur panjang yang dimiliki para astronot," ujar Robert Reynolds, salah satu penulis penelitian tersebut.

Lebih lanjut, penelitian ini juga menunjukkan bahwa paparan radiasi di luar angkasa tidak mengarahkan para astronot terhadap kematian dini akibat serangan jantung maupun kanker tertentu. Faktanya, angkasawan justru memiliki tingkat kematian yang disebabkan penyakit jantung lebih rendah ketimbang para pemain NBA maupun MLB.

Francis Cucinotta, peneliti dari University of Nevada, yang tidak terlibat dalam penelitan tersebut, mengatakan bahwa paparan radiasi memang terbilang rendah jika bicara soal perjalanan ke Bulan. Cerita akan berbeda jika yang dituju adalah Mars.

"Misi masa lalu memberikan dosis (radiasi) yang rendah, sedangkan di masa depan dosisnya bisa 50 sampai 100 kali untuk misi ke Mars," katanya, sebagaimana detikINET kutip dari Reuters, Minggu (30/12/2018).



Penelitian ini sendiri tidak dirancang untuk membuktikan seperti apa perjalanan luar angkasa dapat memengaruhi kesehatan manusia. Selain itu, penelitian tersebut juga tidak membandingkan data dari astronot dan atlet perempuan. (mon/fyk)