Dikutip detikINET dari CNBC, detik-detik menjelang pendaratan di Mars itu disebut NASA sebagai 'teror 7 menit'. Itu adalah di saat robot InSight dan segenap peralatan pendaratannya menurunkan akselerasi secara drastis dari 12.300 mil per jam menjadi hanya 5 mil per jam.
"Tentu ada alasan kenapa engineer menyebutkan pendaratan di Mars sebagai seven minutes of terror," kata Rob Gover yang memimpin tim pengendalian pendaratan InSight di Mars.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak bisa menekan joystick untuk pendaratan, jadi kami harus bergantung pada komando yang telah diprogramkan. Kami menghabiskan waktu tahunan menguji rencana ini, mempelajari pendaratan Mars yang lain dan semua kondisi di Mars yang dihadapi," papar dia.
Hanya 40% misi ke Mars sejauh ini menghasilkan kesuksesan. Faktor penghalang terutama adalah atmosfer tipis di sana, hanya 1% dibandingkan di Bumi, sehingga tidak ada yang menahan wahana antariksa ketika melakukan pendaratan di Mars.
![]() |
Untuk itu, InSight memiliki parasut dan roket untuk memperlambat lajunya menembus atmosfer Mars. Kemudian 3 kakinya dirancang menahan beban ketika InSight sampai di permukaan.
Melaju dengan kecepatan 12.300 mil per jam, perisai tahan panas di InSight mencapai suhu tembus 1.482 celcius. Lalu parasutnya dikembangkan, perisai panas dipisahkan, mengaktifkan tiga kakinya dan radar dipakai untuk mengetahui jarak ke tanah.
Sang robot lalu terpisah dari parasut dan sisa badannya. Di sinilah roket yang disebut retrorockets akan memperlambatnya sehingga sampai di Mars dengan mulus, di mana kecepatan jauh merosot sampai 5 mil per jam.
"Kami menerjang atmosfer Mars dalam kecepatan 12.300 mil per jam dan dari situ sampai permukaan hanya butuh waktu 6,5 menit. Sepanjang waktu yang singkat itu, InSight secara otonom melakukan lusinan operasi dan melakukannya tanpa cela," sebut Tom Hoffman, Project Manager InSight.
Simak video 'Demi Mendarat di Mars, NASA Siapkan 'Payung' Canggih':