Awal bulan ini Grab dikucuri dana investasi oleh Microsoft. Kedua pihak juga sepakat untuk melakukan kemitraan strategis. Salah satu bentuk kolaborasi itu adalah penggunaan layanan cloud Azure milik Microsoft oleh Grab.
Sebelum ini Grab sebenarnya telah menggunakan layanan cloud milik Amazon -- Amazon Web Service (AWS). Rupanya penggunaan Azure-nya Microsoft tak mengusik hubungan Grab dengan Amazon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak bagian dari Grab yang dibangun di AWS dan kami terus bekerja sama dengan Amazon. Mereka telah menjadi mitra yang penting bagi kami," sambungnya.
Seiring berkembangnya bisnis Grab, menurut Theo, masuk akal bagi mereka untuk mencari mitra penyedia cloud baru. Hal ini diperlukan untuk menjamin layanan Grab yang kian tangguh.
"Karena ada lebih banyak tempat yang dapat digunakan untuk menjalankan layanan Grab, kalau ada yang salah di satu tempat kita bisa akses yang lain. Jadi itu salah satu cara multi cloud, membuat sistem kita terus tersedia dan lebih tangguh bagi pengguna," kata Vassilakis.
Selain itu, pria yang juga pernah bekerja di Microsoft ini mengatakan bahwa selain layanan cloud, Grab juga ingin memanfaatkan pusat riset yang dimiliki Microsoft.
"Microsoft telah berinvestasi lewat Microsoft Research dan itu adalah area yang ingin kita kerjakan bersama mereka," ujarnya.
"Apakah itu teknologi berbasis visual untuk aplikasi keamanan, apakah itu teknologi pengenalan suara untuk komunikasi yang lebih mudah atau teknologi machine translation, kita akan mengeksplorasi hal-hal tersebut bersama mereka," tutur Vassilakis.
(krs/rns)