Ia juga membawahi ratusan teknisi yang bekerja di enam pusat riset dan pengembangan (R&D) milik Grab yang tersebar secara global. Saat ini, pusat R&D Grab berada di Bangalore, Seattle, Jakarta, Beijing, Ho Chi Minh City, dan Singapura.
Mengelola ratusan orang dari berbagai latar belakang merupakan tantangan tersendiri. Namun, Vassilakis mengaku beruntung telah didukung teknisi-teknisi bertalenta di pusat R&D tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Baru Dapat Suntikan Rp 3 T, Ini Kata Grab |
"Mereka semua memiliki perspektif yang berbeda," jelas Vassilakis saat ditemui detikINET di kantor Grab Indonesia, di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (31/10/2018).
"Jadi orang-orang di pesisir barat Amerika Serikat, di Jakarta, di Beijing, di Bangalore, mereka semua memiliki budaya yang berbeda, kadang bahasa yang berbeda, dan kadang asumsi yang berbeda tentang hal apa saja yang diperbolehkan."
"Jadi itu merupakan tantangan dan kesempatan bagi kami untuk mendorong orang-orang tersebut untuk bekerja bersama," sambungnya.
![]() |
Ia rupanya juga sangat terbantu dengan satu prinsip bersama yang dipegang teguh para teknisi Grab sehingga mereka semua memiliki tujuan yang sama untuk mengembangkan perusahaannya.
"Yang utama bagi kami adalah membangun untuk pengguna. Kita tidak membangun teknologi hanya sekadar bangun," jelas Vassilakis.
"Itu adalah kunci yang penting untuk mengembangkan budaya teknisi dan teknologi kami," katanya menambahkan.
Tonton video: Isu Keamanan Jadi Polemik, Ini yang Akan Dilakukan Grab
Vassilakis pun mengaku dirinya memberi kebebasan bagi teknisi-teknisi Grab untuk dapat mengembangkan kemampuan mereka dengan bekerja di berbagai proyek.
"Seiring waktu kalian membangun suatu keterampilan secara mendalam, tapi untuk mengembangkan karir sebagai teknisi kalian harus banyak berpindah dan mencoba hal baru," ujar Vassilakis.
"Kami menyediakan kesempatan tersebut. Untuk bekerja di bagian lain di grup, belajar hal baru, memperdalam kemampuan mereka sebagai teknisi," pungkasnya.
(rns/krs)