Dengan kemitraan ini, Booking Holdings akan memiliki kemampuan untuk menawarkan layanan transportasi online yang didukung Grab. Sementara itu, pelanggan Grab dapat memesan akomodasi di seluruh dunia yang didukung Booking.com dan Agoda.
Saat ini Grab telah mengumpulkan lebih dari USD 2 miliar (sekitar 30,4 triliun) untuk putaran pedanaan saat ini dan berada di jalur menuju pengumpulan lebih dari USD 3 miliar (sekitar Rp 45,6 Triliun) pada akhir tahun 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SVP and Head of Corporate Development Booking Holdings Todd Henrich mengatakan Grab telah membuat peningkatan mengesankan di Asia Tenggara selama beberapa tahun terakhir, membangun diri sebagai pemimpin yang diakui dalam ruang yang semakin kompetitif.
"Dan kami senang bermitra dengan mereka, untuk membangun pengalaman yang lebih baik melalui teknologi," kata Henrich dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/10/2018).
Kemitraan Booking Holdings dan Grab memungkinkan pengguna Grab dapat memesan layanan perjalanan melalui aplikasi untuk pertama kalinya. Soal pembayaran dapat dengan mudah karena bisa memanfaatkan GrabPay.
Kemitraan dengan Booking Holdings ini di antaranya bakal memberi pengguna Grab lebih banyak layanan saat mengakses aplikasi Grab. Apalagi menurut Presiden Grab Ming Maa, pasar sektor travel online di Asia Tenggara hampir naik tiga kali lipat pada tahun 2025.
"Kami melihat banyak sinergi antara perjalanan dan transportasi yang akan memungkinkan kami untuk memanfaatkan peluang besar ini," ucap Ming Maa.
"Sebagai pemimpin perjalanan global, investasi Booking ke Grab adalah mosi percaya akan kemampuan kami yang terus berlanjut untuk mengeksekusi dan memperluas ke berbagai O2O vertikal, dan menggulirkannya di 235 kota tempat kami beroperasi," tuturnya.
(agt/krs)