VP Technology Relations and Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo mengungkapkan, baik itu 4G maupun 4G+ memanfaatkan pita prekuensi yang sama dimiliki Smartfren, yakni 850 MHz dan 2.300 MHz.
Keunggulan teknologi 4G+ dibanding 4G pada umumnya yang terletak pada kelengkapan fitur layanan komunikasi, termasuk implementasi teknologi Voice over LTE (VoLTE).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun kecanggihan sistem operasionalnya yang mampu secara real time mengatur situasi dan kondisi jaringan , sehingga pelanggan akan merasakan kualitas yang lebih baik dan nyaman saat digunakan.
Munir memaparkan ada teknologi 'tambahan' pada 4G+, antara lain massive Carrier Aggregation (CA), Multi Input Output Antenna (MiMo), Quadratur Amplitude Modulations (QAM), dan Beam Forming (8T8R).
Pada prinsipnya, kesemua teknologi itu berfungsi meningkatkan kecepatan dan stabilitas trafik data 4G dengan penggabungan teknologi kanal frekuensi secara dinamis, memperbanyak I/O gate pada tiap BTS, dan pengaturan transportasi paket datanya secara lebih efektif dan efisien.
"Kalau tambahannya cuma satu, ya itu bukan plus, tapi di 4G+ Smartfren sampai ada empat," ucapnya di Palembang, Sumatera Selatan.
Munir pun mengilustrasikan teknologi tersebut sebagai jalan tol. Dengan adanya teknologi tambahan ini seperti menambah gerbang tol, yang berdampak pada tidak ada kemacetan di jalan tol.
"Jadi, semakin lancar dan bisa cepat," ungkap Munir.
Dalam pengujian 4G+ yang dilakukan oleh Smartfren di Jakarta, layanan tersebut mampu menembus kecepatan 198 Mbps.
Simak Juga 'Ini Operator di Indonesia yang punya 4G LTE Paling Kencang':
(asj/asj)