Rudiantara mengatakan saat ini jaringan telekomunikasi yang terdampak bencana di Sulteng sudah normal 60%. Dibandingkan dengan situasi pada Selasa (2/10) kemarin, artinya ada peningkatan 11%.
"Secara keseluruhan di Sulawesi Tengah yang tadinya hanya 12% (jaringan telekomunikasi berfungsi) pada saat kejadian gempa, sekarang sudah 60% secara provinsi," ujar Menkominfo di Gedung Kominfo, Jakarta, Jumat (5/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, ada sekitar 3.500 Base Transceiver Station (BTS) yang tersebar di Sulteng. Dengan demikian, sejak gempa dan tsunami terjadi, hanya 420 BTS yang berfungsi, bila merujuk pernyataan Menkominfo.
Sementara, jika saat ini dinyatakan dari 3.500 BTS, 60% di antaranya telah normal kembali, maka sudah 2.100 BTS yang bisa digunakan lagi oleh operator dalam menyediakan layanan kepada pelanggannya.
"Mengapa BTS mati? Ada dua, yang pertama kehilangan pasok listrik, yang kedua terdampak kena gempa bumi atau tsunami, apakah posisi penopang BTS-nya miring, roboh, atau lain sebagainya," tuturnya.
"Tapi, itu hanya 10%. Sementara, 90% yang tidak berfungsi itu karena pasokan listrik," sambung pria yang sering disapa Chief RA ini.
Maka dari itu, prioritas saat ini adalah pasokan listrik agar BTS yang padam tersebut dapat beroperasi normal lagi. Kominfo pun telah berkoordinasi dengan PLN dan Pertamina agar mengalokasikan listrik dan BBM untuk genset untuk menghidupkan BTS yang tidak berfungsi tersebut.