'Korea Iri dengan Kepempimpinan Terhormat Konglomerat China', begitu judul editorial Korea Times. Kenapa iri?
"Karena Ma masih 50-an tahun, keputusannya untuk pensiun dini tidak terduga. Dia juga akan memberikan posisinya bukan ke anggota keluarga, tapi pada pebisnis karir di usia 40-an tahun yang juga CEO Alibaba sejak 2015," tulis Korea Times.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Korea, di mana suksesi berdasarkan keturunan adalah norma di konglomerasi besar, rencana pensiun seperti yang dilakukan Ma tidak terdengar," lanjut Korea Times yang dikutip detikINET.
Konglomerasi raksasa Korsel yang biasa disebut chaebol memang biasanya dikelola oleh keluarga, khususnya pucuk pimpinannya. Meski berkontribusi begitu besar pada ekonomi Korsel, hal itu dianggap sebagai salah satu kelemahan chaebol.
"Ma adalah salah satu orang termakmur di dunia, namun dia juga dikenal sebagai pembicara motivasi yang fenomenal. Sebagai mantan guru, dia sering berbicara soal ketertarikannya pada generasi muda. Setelah Alibaba, dia ingin berkiprah di dunia pendidikan," tulis Korea Times.
"Di Korea, konglomerat jarang disorot secara positif dan kadang dikritik terkait praktik manajemen usang dan kurangnya tanggung jawab sosial. Ma adalah pemimpin bisnis yang ingin dilihat lebih banyak orang Korea di posisi top perusahaan," pungkas mereka.
(fyk/krs)