Penyusun konferensi, Robbie Davison, mengatakan bahwa anggota yang berkumpul memiliki pandangan yang berbeda tentang sifat dan bentuk Bumi.
"Kalian akan menemukan berbagai kepercayaan di sini, tetapi satu hal yang kita setujui adalah kita tidak percaya kita berada di atas bola yang berputar, terbang melintasi angkasa," kata Davison, seperti dikutip detikINET dari CTV News, Senin (13/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pembicara utama di konferensi ini, Mark Sargent mengatakan bahwa ia pertama kali tertarik dengan teori bumi datar pada tahun 2014. Namun, ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membantah teori tersebut.
"Saya benci hal ini. Saya membanting kepalaku di keyboard dan berkata, ini konyol," ujar Sargent.
Namun lama kelamaan, Sargent malah jadi penganut Bumi datar. Saat ini, Sargent percaya bahwa dunia kita berada di dalam struktur berbentuk kubah dengan dinding di sisi luar dan penutup. Ia mengaku bahwa ia tidak tahu apa yang ada dibalik kubah tersebut.
Sargent percaya bahwa pemerintah tahu fakta yang sebenarnya tetapi merahasiakannya untuk menjaga kontrol. Ia juga percaya bahwa jika orang-orang mengetahui bahwa pengetahuan dasar itu salah, itu akan menyebabkan kepanikan massal.
"Bahkan jika ada 10% kemungkinan bahwa populasi akan berlari di jalanan dengan garpu rumput dan obor, maukah kalian melakukan itu?" tanyanya.
Teori utama yang dipegang oleh penganut bumi datar adalah Bumi berbentuk kepingan yang stasioner, dengan semua benua dan samudera di atas; Arktik berada di tengah, dan Antartika merupakan dinding es berbentuk cincin yang mengelilingi sisi luar.
Mereka juga percaya bahwa Bumi tidak bergerak, dan matahari, bulan, dan bintang yang bergerak. Meskipun penemuan ilmiah dan juga bukti-bukti tak terbantahkan dari lembaga antariksa seperti NASA jelas menunjukkan bahwa Bumi itu bulat, mereka tetap yakin akan pemahamannya itu. (fyk/rou)