Satelit Merah Putih, selain untuk memenuhi kebutuhan domestik, juga menjadi senjata Telkom untuk memperkukuh bisnisnya di mancanegara. Satelit itu, yang dibuat perusahaan SSL, memang memiliki kapasitas transponder besar yang dapat menjangkau sampai kawasan Asia Selatan.
"Kapasitasnya di antara 9 satelit Telkom sebelumnya, ini adalah yang terbesar dengan 60 transponder. Coverage-nya selain Indonesia, juga seluruh Asia Tenggara, plus Asia Selatan, India, Bangladesh, Sri Lanka," sebut Direktur Utama Telkomsel, Alex J. Sinaga kepada media Indonesia di Orlando, Amerika Serikat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Telkom Indonesia bisa lebih leluasa untuk menjadi pemain regional di bidang satelit. Satelit yang kita maksud lengkap, baik`upstreamnya yaitu satelit dengan transpondernya, maupun downstreamnya," tandas Alex.
Ia melanjutkan bahwa Telkom tengah melakukan proses konsolidasi seluruh bisnis satelit yang berada di bawah induk Telkom Grup. Bisnis satelit Telkom saat ini dikendalikan oleh tiga perusahaan yaitu PT Telkom, Metrasat, dan Patrakom.
"Kita sudah selesai pada tahapan mengubah namanya Petrakom jadi Telkom Satelit Indonesia, nanti seluruhnya akan di-handle oleh Telkom Satelit Indonesia termasuk Telkom Merah Putih," sebut Alex.
Konsolidasi tersebut pun diharapkan mampu membuat Telkom Indonesia jadi pemain regional di bidang satelit yang kuat, didukung kepemilikan lini bisnis satelit yang lengkap. Yakni layanan upstream seperti satelit serta transpondernya dan layanan downstream seperti Viasat atau menyediakan koneksi ke kawasan terpencil di Indonesia.
Dengan semua amunisi tersebut, Alex pun berambisi agar Telkom masuk menjadi nomor 3 dalam bisnis satelit regional.
"Cita cita kita minimal 5 tahun ke depan kita akan menjadi pemain regional nomor 3. Kita akan terus mengembangkan dan mencari peluang kerja sama khususnya untuk slot sehingga kita bisa menambah satelit kita dengan kapasitas lebih besar," tutur Alex. (asj/asj)