Pencapaian ini didorong oleh penjualan smartphone flagship Huawei P20 Pro, seri Mate 10, dan seri Nova. Pencapaian ini juga merupakan rekor baru bagi Huawei, dan disambut dengan antusias oleh Huawei Indonesia.
"Exciting sih ya, saya juga excited dengarnya. Berita penyemangat untuk tengah tahun ini, terutama untuk Huawei Indonesia," kata Deputy Country Director of Huawei Indonesia Consumer Business Group, Lo Khing Seng kepada wartawan di Kantor Huawei Device Indonesia, Jakarta, Jumat (3/8/2018).
Khing Seng mengakui bahwa keberhasilan Huawei ini dikarenakan budaya inovasi yang menjadi DNA Huawei. Setiap tahun, Huawei menginvestasikan 10% dari pendapatan tahunannya untuk R&D.
"Inovasi ini bukan didapat cuma gara-gara kebetulan sekarang lagi in. Tapi Huawei memang sudah lebih dari 10 tahun yang lalu sudah invest," jelas Khing Seng.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita hitung dari 10 tahun yang lalu, investasinya sudah lebih dari Rp 900 triliun yang diinvest untuk R&D," lanjutnya.
Khing-Seng menjelaskan investasi tersebut dapat dilihat dari fasilitas-fasilitas yang dibangun Huawei, seperti 15 R&D center dan 36 joint innovation center di seluruh dunia. Hingga tahun 2017, Huawei juga telah memiliki 74.307 paten yang merupakan nomer satu di China dan Eropa.
Khing-Seng juga mengatakan bentuk inovasi yang mereka lakukan merupakan bentuk terobosan baru, tidak sekedar gimmick.
"Inovasi-inovasi itu bukan inovasi yang gimmick, mungkin cuma desain atau apa. Tapi inovasi ini memang sesuatu yang breakthrough. Contohnya kamera DSLR bisa terganti gitu sama smartphone," tutupnya.
(rns/rns)