Untuk mengetahui keberadaan planet merah itu, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengungkapkan caranya.
Thomas menjelaskan bahwa gerhana bulan total saat nanti menjadi yang terpanjang pada abad ini, karena lintasannya dekat dengan garis tengah lingkaran bayangan Bumi dan jarak Bulan terjauh dari Bumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat purnama meredup dan memerah, amati bintang terang kemerahan di samping kirinya.
"Itulah planet Mars, tetangga bumi yang juga sedang mengalami purnama sehingga tampak seperti bintang yang sangat terang," ujar Thomas melalui pesan singkatnya kepada detikINET, Rabu (25/7/2018).
Menariknya lagi, ahli astronomi ini juga mengatakan masyarakat Indonesia dapat mendapatkan pertunjukan alam lainnya, berupa hujan meteor.
"Amati juga di atas Bulan yang memerah. Ada beberapa titik pancar hujan meteor, khususnya yang sedang mengalami saat puncaknya pada malam itu: Southern Delta Aquarids (sekitar 20 meteor per jam) dan Piscis Austrinis (sekitar 5 meteor per jam)," tuturnya.
Seperti diketahui, gerhana Bulan total terjadi karena posisi Matahari, Bumi, dan Bulan berada di satu garis lurus yang sama. Sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai Bulan karena terhalangi oleh Bumi.
Berbeda dengan Gerhana Matahari, pada peristiwa Gerhana Bulan Total ini masyarakat tidak perlu menggunakan alat khusus untuk melindungi mata ketika ingin melihat momen tersebut secara langsung. (fyk/rou)