Dikutip detikINET dari Life Hacker, Senin (18/6/2018), pakar kebijakan teknologi publik Chris Yiu memberikan beberapa penjelasan bagaimana iklan internet selalu berhasil mengikuti penggunanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut beberapa ulasannya:
Ever wondered *how* those adverts manage to keep on finding you - even when you go incognito, switch devices, or never actually searched for the product in the first place? Let us count the (many, many) ways [THREAD]
β Chris Yiu (@clry2) June 7, 2018
1. Cookie di Web Browser Hingga Aplikasi
Foto: thinkstock
|
Sebagai contoh, kita menggunakan web browser Google lalu kemudian mencari sebuah produk atau situs web. Hal tersebut membantu Google dalam membangun profil dan apa yang menjadi ketertarikan kita.
Selanjutnya ketika kita menggunakan akun Google untuk sign in kemanapun itu, maka kita akan melihat iklan pada profil tersebut. Namun, kita dapat menonaktifkan ads personalisation jika diinginkan.
2. Media Sosial Memiliki Tracking Pixel
Foto: Thinkstock
|
Namun kegunaan untuk perusahaan adalah untuk mengetahui bahwa kita sedang disiapkan untuk dikirimi iklan dari akun yang dikunjungi, dan yang telah dipasangi iklan.
Ketika kita kembali menggunakan Facebook beberapa waktu kemudian, feeds kita akan berisi iklan berdasarkan dari apa yang pernah kita kunjungi sebelumnya. Facebook menyebut mereka yang telah memiliki iklan di akunnya dengan sebutan 'audiences'.
3. Ad Network Merekam Sistem yang Digunakan
Foto: thinkstock
|
Salah satu contohnya, 'fingerprinting' dapat menyimpan data wi-fi yang pernah kita gunakan. Ketika kita menggunakan perangkat di jaringan wi-fi yang sama (laptop dan ponsel), tetapi tidak pernah log in ke akun yang sama, dan kita gunakan keduanya untuk mengunjungi situs yang menyukai tracker dari ad network yang sama, maka perangkat kita telah 'berhasil' terjangkit iklan.
Mengetahui bagaimana iklan internet memiliki cara sejauh itu dalam penyebarannya memang cukup mengerikan. Namun yang perlu kita waspadai bukan banyaknya iklan saat kita mengakses internet, melainkan isi dari iklan tersebut. Salah satunya adalah iklan kampanye politik yang cukup menarik perhatian, bahkan bisa menimbulkan perpecahan.
So even though ads sometimes feel creepy, there are bigger things to worry about - like political campaigns based on voter suppression, or apps that are wrecking our attention spans, or big decisions about the online world moving from elected assemblies to unelected boardrooms.
β Chris Yiu (@clry2) June 7, 2018