Konferensi yang akan diadakan pada 9-10 Oktober 2018 dengan mengambil tempat di Bali tersebut diselenggarakan oleh XBlockchain, sebuah organisasi yang fokus dalam membangun platform blockchain di Asia. Menurut Constantin Papadimitriou, co-founder XBlockchain, banyak inisiatif blockchain diawali di Benua Kuning tersebut, terutama di Korea Selatan dan Jepang.
"Indonesia sangat berpotensi untuk maju di industri blockchain. Konferensi ini merupakan sumbangsih kami dalam memperbesar pemain dan industri blockchain di Indonesia, baik itu pelaku bisnis maupun pemerintah," ujarnya saat ditemui dalam sebuah kesempatan di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hal senada juga diungkapkan oleh Steven Suhadi, Ketua Umum Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI). Menurutnya, peluang untuk mengimplementasikan blockchain sangat luas karena teknologi tersebut dapat dengan cepat diadopsi oleh berbagai macam sektor industri.
"Transformasi manajemen transaksi dalam seluruh layanan keuangan, hingga catatan kesehatan, pengumpulan pajak, pembiayaan rantai pasokan, dan manajemen identitas digital dapat dilakukan melalui blockchain," katanya.
XBlockchain Summit ini akan menampilkan nama-nama besar dalam industri blockchain. Salah satunya adalah Jed McCaleb, pendiri dua jenis cryptocurrency, yaitu Ripple yang market cap-nya mencapai USD 25 miliar dan Stellar dengan kapitalisasi pasarnya berada di angka USD 5 miliar. Selain itu, ada juga David Ben Kay, salah satu otak di balik Ethereum yang juga pernah bekerja di Microsoft China.
Nantinya, konferensi yang merupakan edisi perdana tersebut akan terdiri dari 40 sesi dengan terdapat 70 pembicara di dalamnya dan akan dihadiri sekitar 1.000 peserta dari 30 negara. Tidak hanya para tokoh di bidang blockchain, konferensi ini juga akan mendatangkan sejumlah menteri keuangan serta pemimpin bank sentral dari berbagai negara karena diadakan jelang pertemuan tahunan para pemimpin IMF dan World Bank.
(fyk/fyk)