"Psikolog dan psikiatris akan mengatakan padamu bahwa murid-murid sudah tidak sensitif terhadap kekerasan...mungkin sudah kehilangan empati untuk korbannya karena berjam-jam menonton video...games yang penuh kekerasan," kata Patrick saat diwawancara dalam program This Week, seperti dikutip detikINET dari Gizmodo, Selasa (22/5/2018).
"97% dari remaja menonton video games, dan 85% dari video game tersebut merupakan video game yang penuh kekerasan," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 5 Game Android yang Mainnya Bikin Gregetan |
Selain video game, Patrick juga menyalahkan media sosial. "Kita harus melihat budaya kekerasan kita, masyarakat kita yang keras. Facebook kita, Twitter kita," ujarnya.
Sebelumnya, Patrick menuai kontroversi karena menyalahkan pintu masuk sekolah yang banyak dan tidak terjaga sebagai penyebab penembakan massal. Patrick menyarankan agar sekolah mengurangi pintu masuknya agar polisi bisa mengawasi dengan lebih dekat siapa saja yang keluar dan masuk area sekolah.
Pada akhir pekan lalu, terjadi penembakan di sebuah sekolah di Santa Fe, Texas. Penembakan ini menewaskan 8 orang murid dan 2 orang guru, sedangkan 13 orang lainnya luka-luka dalam penembakan sekolah terparah sejak penembakan di Marjory Stoneman Douglas High School di Florida dua bulan yang lalu. (afr/afr)