Pendapatan itu diraih XL berkat kontribusi pendapatan layanan data. Layanan data diklaim tumbuh mencapai 77% terhadap total pendapatan layanan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 63%.
"Pada kuartal pertama 2018 ini XL membukukan pendapatan Rp 5,5 triliun yang meningkat 4% dari tahun ke tahun (YoY), didorong meningkatnya pertumbuhan layanan data," ujar Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini, Selasa (15/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pencapaian ini merupakan hasil dari tetap berfokusnya kami pada strategi untuk memperkuat proposisi layanan data melalui penerapan dual-brand yang disertai dengan penguatan jaringan secara berkelanjutan termasuk pembangunan jaringan data secara masif di luar Jawa," tuturnya.
Menurut Dian, pencapaian ini cukup memberikan harapan di tengah persaingan industri, dimana para operator saling bersaing memberikan penawaran harga layanan yang kompetitif.
Selain itu, penerapan kebijakan pemerintah mengenai kewajiban registrasi nomor prabayar juga telah menimbulkan ketidakpastian dalam jangka pendek di pasar.
"Namun kami yakin kebijakan ini akan membawa dampak yang positif ke depannya yakni terciptanya industri yang lebih sehat dan berkelanjutan, dan ini tentunya selaras dengan perjalanan transformasi yang sedang dilakukan XL Axiata," ungkap Dian
Terlihat pada Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization (EBITDA) menunjukkan peningkatan sebesar 7% YoY menjadi Rp 2 triliun dengan marjin meningkatn 1% menjadi 36,1%, sebagai hasil dari tumbuhnya pendapatan dan fokusnya perusahaan dalam mengelola biaya operasional. Perusahaan juga mencatat laba bersih sebesar Rp 15 miliar.
Menurut Dian, posisi keuangan XL saat ini terbilang masih kuat. Dari sisi neraca terlihat cukup kuatnya fundamental keuangan perusahaan dengan tingkat hutang terhadap EBITDA pada posisi yang aman, yaitu 1.5x, dan cash flow dalam posisi yang juga positif.
Pada kuartal pertama 2018 ini, anak usaha Axiata ini telah melakukan pembayaran kembali atas hutang sebesar Rp 1,5 triliun melalui skema refinancing dan semua hutang XL telah dalam status terlindungi (fully hedged).
Peningkatan pendapatan data juga tidak terlepas dari terus bertambahnya pelanggan yang menggunakan layanan data. Kini pelanggan XL yang telah menggunakan smartphone mencapai 74% dari total pelanggan atau sekitar 40,1 juta pelanggan, meningkat cukup signifikan sebesar 28% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pada kuartal pertama tahun ini, XL mempunyai 54,5 juta pelanggan dengan Average Revenue Per User (ARPU) sebesar Rp 30 ribu.
Sementara itu, hasil dari perluasan jaringan sepanjang kuartal pertama 2018, XL telah mampu menambah area yang kini terlayani layanan 4G menjadi sebanyak 373 kota/kabupaten di berbagai wilayah di Indonesia, meningkat dari 360 kota pada akhir tahun 2017 lalu.
Total Base Transceiver Station (BTS) 4G yang kini dimiliki oleh operator yang identik warna biru ini juga terus bertambah, dan kini mencapai sekitar 20 ribu unit. Untuk BTS 3G, kini telah mencapai hampir 48 ribu unit di lebih dari 400 kota/kabupaten. Total jumlah BTS yang kini dimiliki XL mencapai 105 ribu. (agt/rou)