"Kami sangat mengapresiasi kompetisi. Kami tidak takut dan sangat terbuka dengan kompetisi. Jadi untuk pasar Indonesia kami menggunakan produk untuk memenangkan kompetisi. Anda bisa bandingkan produk kami dengan kompetitor dan itu menjadikan kami percaya diri di pasaran," ujar George Zhao, Presiden Honor, di Jakarta, belum lama ini.
Sebagaimana diketahui, Honor baru saja merilis tiga smartphone di Indonesia yakni Honor View 10 yang dijual Rp 7,299 juta di Shopee pada 16 April, Honor 7X seharga Rp 3,499 juta dijual di Lazada 25 April, serta Honor 9 Lite yang dijual di Shopee pada 5 April seharga Rp 2,299 juta dari Rp 2,499 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di 2020 target market share Honor di China akan sebanyak 50% dan di luar China 50%. Jadi bisa dilihat bahwa di luar China kami berkembang pesat. Di Indonesia sendiri saya yakin bisa memberikan hasil yang positif sehingga dalam tiga tahun kami jadi tiga besar, dan dalam lima tahun sudah bisa jadi nomor satu," ujar Zhao.
![]() |
Meski terbilang baru di Indonesia, Honor sendiri telah populer di negara lain seperti Jerman, Amerika, Inggris, Prancis, Rusia dan China. Zhao mengatakan bahwa Honor telah berhadapan dengan kompetitor berbeda di tiap negara seperti LG, Samsung dan Apple. Namun ia mengklaim penjualan Honor sendiri masih bisa berkembang di tengah kompetisi.
Sementara untuk merebut konsumen di Indonesia, Ia mengatakan tak hanya memberikan harga murah namun juga desain yang apik. Sebagai sub-brand dari Huawei, Honor tak akan saling menjatuhkan satu sama lain. Masing-masing perusahaan memiliki pendekatan berbeda di mana Honor, kata Zhao, lebih ingin mendekati generasi muda Indonesia.
"Produk itu sendiri yang akan berbicara. Dalam berkompetisi kami menghadirkan produk dengan harga yang kompetitif dan juga desain yang dirancang untuk anak muda. Target kami adalah generasi millenial. Kami berkembang melalui internet dan banyak anak muda di Indonesia yang merupakan pengguna mobile internet," ujarnya.
Disinggung soal persaingannya dengan Xiaomi, dengan lantang Zhao mengatakan bahwa Honor telah berhasil mengalahkan perusahaan milik Lei Jun tersebut. Bahkan keuntungan mereka pun diklaim lebih besar 20% ketimbang Xiaomi.
"Honor nomor satu di China. Pangsa pasar kami lebih besar yang berarti kami lebih baik dari kompetitor. Itu yang membuat kami percaya diri dan tak khawatir dengan kompetitor. Bahkan keuntungan kami lebih besar 20% dari Xiaomi," imbuhnya.
Keseriusan Honor untuk berjualan di Indonesia ditandai dengan pengajuan proses tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dengan menggandeng pabrik perakitan lokal di Batam bernama PT Sat Nusapersada. Selain itu Honor juga menyiapkan 25 layanan purna jual di Indonesia dengan menggandeng PT Icool International Indonesia.
Selain melakukan pemasaran secara online, Honor pun melakukan kerja sama dengan sejumlah peritel di Indonesia. Meski tak menyebut jumlahnya, namun Zhao memastikan mitra offline-nya telah tersebar ke provinsi lain di luar Jakarta.
(fyk/fyk)