Media sosial dibuat heboh dengan video yang menampakkan para karyawan platform ride sharing asal Amerika Serikat tersebut tengah diusir dari kantor. Mereka hanya diberi waktu sekitar dua jam untuk mengemasi barang sebelum 'menggelandang' di jalan tanpa pekerjaan.
Mereka juga diberitahu sudah bebas mencari pekerjaan yang lain dan tidak diberikan kompensasi. Tapi pihak Grab membantah kalau hal itu berarti karyawan Uber di Asia Tenggara yang jumlahnya sekitar 500 akan dilepas begitu saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski memang sekarang masih luntang lantung, Grab berjanji akan memberikan mereka posisi baru. "Kami berkomitmen untuk memberikan rumah permanen bagi mereka," kata Ong Chin Yin, kepala SDM Grab yang dikutip detikINET dari Channel News Asia.
Ong mengatakan pihaknya belum dapat menghubungi pada karyawan Uber karena belum memiliki alamat email mereka. "Kami sudah ingin menghubungi mereka tapi belum bisa," sebut Ong.
Grab juga sudah mengorganisir pertemuan dengan para karyawan Uber untuk menenangkan mereka. Grab berjanji akan berusaha menemukan posisi yang tepat bagi mantan pegawai Uber, baik di Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Indonesia, Vietnam, Myanmar dan Kamboja.
Baca juga: Grab dan Uber Bersatu Melawan Go-Jek |
"Ini memang bukan saat-saat yang mudah, kami mengerti hal itu. Ini adalah saat transisi bagi kami dan Uber. Kami mencoba yang terbaik menggunakan berbagai sarana untuk menghubungi mereka secepat mungkin," tandas Ong.
Tentu tidak semua karyawan Uber ingin bergabung dengan Grab. Pada mereka, Ong berjanji akan memberikan kompensasi yang pantas. (fyk/fyk)