Investor Uber tersebut adalah Benchmark Capital yang merupakan salah satu investor pertama Uber. Mereka mendaftarkan gugatan tersebut di Delaware Chancery Court, Amerika Serikat.
Benchmark Capital menganggap langkah-langkah yang diambil Kalanick selama menjadi CEO Uber tak menguntungkan pemegang saham, pegawai, pengemudi, maupun penumpang. Kalanick juga disebut menutupi sejumlah hal dari dewan direksi, seperti kasus pelecehan seksual, diskriminasi gender, termasuk manajemen yang sangat buruk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak Uber menolak mengomentari gugatan ini, sementara Benchmark dan Kalanick juga belum angkat bicara soal hal ini, demikian dikutip detikINET dari Cnet, Senin (14/8/2017).
Jika Benchmark memenangkan gugatannya terhadap Kalanick, ia dipastikan akan kehilangan posisinya di dewan direksi Uber. Begitu juga dengan kemungkinan kembalinya Kalanick ke posisi CEO bakal lenyap.
Beberapa bulan terakhir ini adalah masa yang kelam bagi Uber, setelah bermacam skandal menghinggapi penyedia layanan ridesharing ini. Bermacam skandal itu akhirnya membuat para investor memaksa Kalanick untuk mundur dari posisi CEO, serta Ryan Graves, karyawan pertama Uber serta senior VP global operation, mundur dari posisinya. Padahal Uber adalah perusahaan yang didirikan dan dibesarkan Kalanick. (asj/fyk)