Serangan Mematikan 'Pasukan Kadal' Misterius
Hide Ads

Serangan Mematikan 'Pasukan Kadal' Misterius

- detikInet
Senin, 26 Jan 2015 14:28 WIB
Twitter Lizard Squad (abc)
Jakarta -

Nama mereka adalah Lizard Squad atau kelompok kadal. Terdengar lucu memang, tapi aksi yang dilakukan grup hacker ini tak bisa jadi bahan tertawaan. Mereka telah menumbangkan beberapa sistem perusahaan teknologi raksasa. Siapa sebenarnya mereka?

Nama Lizard Squad mulai dikenal ketika pada Agustus 2014, mereka melancarkan serangan DDoS pada server game online League of Legends. Sehingga server game tersebut menjadi offline.

Berlanjut pada bulan November, mereka menyerang server game Destiny, juga dengan metode DDoS. Puncaknya pada bulan November, nama mereka kian diperhitungkan. Soalnya mereka berhasil melumpuhkan jaringan PlayStation Network yang dikelola Sony.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Waktu itu, Sony mengaku bahwa PSN telah jadi target dari serangan DDoS yang membuat jaringannya down beberapa waktu. Pihak Federal Bureau of Investigation turun tangan karena Lizard Squad tak cuma menyerang PSN, melainkan juga meneror sebuah pesawat American Airlines dengan rute Dallas menuju San Antonio.

Mereka mengatakan bahwa di pesawat dengan nomor penerbangan 362 itu terdapat sebuah bom. Ancaman itu diterima Presiden Sony Online Entertaiment John Smedley -- yang ada di dalam pesawat itu -- melalui sebuah tweet dari kelompok Lizard Squad.

Giliran kemudian pada bulan Desember, Xbox Live mereka hajar. Lalu Korea Utara internetnya sempat down yang diklaim juga karena serangan Lizard Squad. Terakhir, situs resmi maskapai Malaysia Airlines mereka jahili.

Siapa di Balik Lizard Squad?

Sampai sekarang, belum jelas siapa saja yang menggawangi 'kelompok kadal' tersebut. Dalam sebuah wawancara anonim dengan BBC, seorang hacker yang mengklaim bagian Lizard Squad mengatakan kalau motif utama mereka adalah mendemonstrasikan kelemahan di sistem perusahaan sebesar Sony atau Microsoft.

"Mereka adalah perusahaan raksasa. Bukankah mereka seharusnya bisa mencegah serangan seperti itu?," tanya dia seperti dikutip detikINET dari BBC, Senin (26/1/2015).

Serangan yang mereka lakukan ke jaringan PlayStation dan Xbox juga sebagai tanda protes. "Apakah Natal itu berarti anak-anak bermain dengan konsol game atau menghabiskan waktu dengan keluarganya dan merayakan Natal?" kata dia, mempertanyakan makna Natal sudah bergeser.

Lizard Squad punya akun Twitter dengan ratusan ribu follower. Biasanya mereka mengabarkan soal serangan ke website tertentu melalui akun tersebut. Selain itu, mereka juga memiliki website bernama Lizard Stresser.

Dicurigai, motif lain mereka adalah uang. Lizard Squad mengembangkan sebuah tool bernama Lizard Stresser yang bisa dipakai untuk melancarkan serangan DDoS. Alat ini bisa digunakan oleh siapapun yang mau membayar sejumlah biaya.

Lizard Squad menyebut bahwa tool ini terbukti berhasil mematikan sejumlah jaringan game terbesar di dunia. Paket termurah yang ditawarkan untuk memakai Lizard Stresser ini adalah USD 5,99 atau Rp 72 ribu (USD 1 = Rp 12.000) per bulan. Di paket tersebut, mereka menjanjikan bisa membuat down sebuah situs selama 100 detik.

Sedangkan paket termahal dilepas dengan tarif USD 129,9 per bulan, yang dijanjikan bikin down sebuah situs selama 8 jam. Sampai saat ini Lizard Squad hanya menerima pembayaran melalui Bitcoin, namun ke depan mereka menyebut juga akan mendukung penggunaan PayPal.

Mirip Kelompok Lulzsec

Aksi yang dilakukan oleh Lizard Squad dipandang lumayan mirip dengan Lulzsec, kelompok hacker yang sempat bikin heboh di tahun 2011. Lulzsec berhasil menghantam Sony Pictures sampai CIA.

"Saya tidak percaya kalau mereka ini orang yang terlibat dalam perseteruan geopolitik. Saya pikir mereka hanya ingin bersenang-senang," ucap Cole Stryker, pengamat dan penulis buku tentang hacker.

Cole yakin para dalang Lizard Squad akan tertangkap seperti halnya beberapa orang yang terlibat dengan Lulzsec. "Masalahnya hanya soal waktu," pungkas dia.

Ya, empat dalang yang diketahui sebagai otak di balik sepak terjang Lulzsec saat ini sudah tertangkap. Mereka adalah empat hacker asal Inggris, Ryan Cleary, Jake Davis, Mustafa al-Bassam dan Ryan Ackroyd.

(fyk/ash)
Berita Terkait