BlackBerry yang pernah berjaya memang tengah menghadapi guncangan berat. Persaingan ketat dengan vendor lain membuat pangsa pasar smartphone asal Kanada ini perlahan-lahan tergerus.
Chen sejatinya punya modal bagus meski tak punya pengalaman dalam bisnis handset mobile. Pria energik ini tercatat pernah duduk sebagai Chairman dan CEO Sybase, pembuat software database komputer. Hebatnya, Chen juga sukses mengangkat Sybase dari keterpurukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Inovasi
|
Pandangan konsumen memang sudah berubah, hardware yang tangguh atau OS yang bagus saja tidak lagi cukup.
Pada awal kemunculannya, toko aplikasi BlackBerry World diklaim punya puluhan ribu aplikasi. Sayangnya, beberapa aplikasi kunci yang diminati tidak kunjung datang.
Sebut saja Instagram, Path dan sebagainya. Banyak juga aplikasi di BlackBerry World yang adalah hasil portingan dari Android sehingga disinyalir kurang sempurna.
Kurangnya aplikasi yang menarik membuat pesona BlackBerry Z10 atau Q10 dinilai jauh berkurang di mata konsumen.
2. Android dan iPhone
|
Selain kedua raksasa tersebut, persaingan dari perusahaan asal China yang serius bertarung, seperti Huawei dan ZTE.
Nokia pun, sebagai mantan penguasa, tidak bisa diremehkan, terlebih mereka didukung Microsoft. Terbukti kemudian, pangsa pasar Windows Phone lebih tinggi dari BlackBerry saat ini.
3. Emerging Market
|
Chen harus memutar otak agar bisa mendapatkan pasar di negara berkembang. Apalagi soal harga, mengingat saat ini banyak handset dijual dengan banderol terjangkau.
Â
Berat bagi BlackBerry untuk bermain di kisaran harga Rp 7 jutaan, pesaing berat sudah lebih dulu eksis, terutama deretan Android high end dan tentu saja, iPhone. Apalagi mereka sudah dilengkapi spesifikasi tinggi serta fitur menggoda.
4. Mengembalikan Kejayaan Ponsel Bisnis
|
Chen perlu mengadakan pertemuan dengan pemerintah, pihak investor dan para operator yang menjadi mitra layanannya di tiap negara. Tujuannya untuk menjalin kembali kemitraan bisnis agar lebih harmonis.
Â
Ponsel untuk pebisnis memang tak semanis pasar consumer market saat ini. Tapi BlackBerry harus mengembalikan trahnya sebagai ponsel untuk pebisnis.
5. Memaksimalkan Senjata Pamungkas
|
Cara melepas BlackBerry ke iPhone dan Android pun masih menimbulkan pro dan kontra. Karena mau dibawa mana arah bisnis tersebut.
Sejumlah analis menyebutkan hal itu sebagai upaya bisnis alternatif BlackBerry mengantisipasi kejatuhan yang tengah dialaminya.
Ke depannya dikatakan, BlackBerry akan memonetisasi aplikasi tersebut lewat berbagai layanan eksklusif yang bakal ditawarkannya semisal BlackBerry Channel.
Bahkan tersebar rumor, BlackBerry berniat menjadikan layanan pesan instan BBM sebagai perusahaan mandiri terpisah dari BlackBerry saat ini. Upaya 'pelarian' BlackBerry ini pun sejalan dengan rencananya yang mulai melirik pembeli yang berminat mengakuisisinya.
Halaman 2 dari 6