Hapus Postingan soal Ismail Haniyeh, Instagram Dikecam PM Malaysia
Hide Ads

detik Sore

Hapus Postingan soal Ismail Haniyeh, Instagram Dikecam PM Malaysia

20detik Signature - detikInet
Kamis, 01 Agu 2024 14:58 WIB
Jakarta -

Berita tentang meninggalnya pimpinan Hamas Ismail Haniyeh menimbulkan banyak reaksi di tengah masyarakat. tidak hanya warga biasa, sejumlah pemimpin negara juga memberikan kecaman kepada Israel sebagai pelaku pengeboman sekaligus mengucapkan rasa duka cita atas kejadian ini.

Namun ada hal tidak mengenakkan terjadi ketika Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengucapkan rasa belasungkawa melalui Instagram. Ia kecewa karena salah satu media sosial populer ini secara sepihak menghapus konten tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip dari detikNews, Anwar mengecam tindakan Meta tersebut. Ia menyebut kebijakan ini sebagai tindakan yang tidak menghormati dan menghina perjuangan rakyat Palestina dengan membatasi hingga menghapus konten berupa video, pesan belasungkawa, hingga kritik terkait peristiwa yang membuat Ismail Haniyeh Terbunuh.

Diketahui, terdapat 3 unggahan Anwar yang telah dihapus oleh Instagram. Ketiga konten tersebut diantaranya adalah foto pertemuan dengan pemimpin Hamas di Doha dan Qatar. Penghapusan unggahan-unggahan ini disertai dengan keterangan "Individu dan organisasi yang berbahaya".

ADVERTISEMENT

"Peringatan keras saya kepada Meta - jangan menjadi pengecut dan alat rezim Zionis Israel yang menindas!" katanya.

Sehubungan dengan kejadian ini, secara resmi Pemerintah Malaysia meminta Meta sebagai payung dari Instagram untuk meminta maaf. Adapun pernyataan ini diunggah di akun-akun resmi milik Anwar Ibrahim.

"Sehubungan dengan hal ini, kami menuntut penjelasan tentang masalah ini dan mendesak Meta untuk meminta maaf."

Pembatasan konten di media sosial seperti ini bukanlah kali pertama terjadi. sebelumnya, sejumlah media sosial seperti Facebook hingga Insagram dituding melakukan penghapusan konten-konten yang berisi serangan Palestina. Melansir dari detikInet Al Jazeera juga sempat menulis tindakan Facebook dan Instagram yang dinilai tidak netral itu.

"Perusahaan media sosial membungkam suara Palestina saat mereka berjuang untuk kelangsungan hidup mereka," ujar Marwa Fatafta, Anggota Kebijakan dari lembaga pemikir Al Shabaka dikutip dari Al Jazeera, Selasa (11/5/2021).

"Ini bukan insiden satu kali, ini adalah lanjutan dari sensor sistematis dan diskriminasi yang lebih luas yang menargetkan, terutama mereka yang terpinggirkan dan tertindas, seringkali atas perintah rezim yang menindas," ungkap Fatafta, dikutip dari detikInet pada 11 Mei 2021.

Ada apa dibalik pembatasan isi unggahan para pengguna media sosial? Ikuti diskusinya bersama Redaktur Pelaksana detikInet sore ini dalam Editorial Review.

Sementara itu, detikSore hari ini akan mengulas tuntas peristiwa penangkapan terduga Teroris di Malang, Jawa timur. Bagaimana perkembangan terbarunya? Ikuti laporan Jurnalis detikJatim dalam Indonesia Detik Ini.

Pada penghujung sore ini, Sunsetalk akan mengajak anda untuk memahami ekses pinjol yang ternyata dapat berakibat fatal di masa depan. Diketahui, seseorang yang pernah terjerat pinjol akan kesulitan memperoleh KPR. Benarkah? Apa yang harus dilakukan jika hal ini benar-benar terjadi? Ikuti diskusinya bersama Wakil Redaktur Pelaksana detikPreoperti sore ini jelang matahari terbenam.

Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.

(vys/vys)