Lewat Aplikasi Sampingan, Margana Mohamad Berdayakan Tenaga Kerja RI

#77PortraitAnakBangsa

Lewat Aplikasi Sampingan, Margana Mohamad Berdayakan Tenaga Kerja RI

Angga Laraspati - detikInet
Selasa, 09 Agu 2022 16:57 WIB
Shot on OPPO Reno8 Pro 5G.
Foto: OPPOShot on OPPO Reno8 Pro 5G. (Foto: Dok OPPO)
Jakarta - Angka pengangguran di Indonesia terus ditekan oleh beberapa pihak, termasuk pemerintah hingga pihak-pihak lainnya. Tentu berbagai langkah sudah dilakukan oleh pihak-pihak tersebut untuk menekan angka pengangguran.
Bila merujuk dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2022 sebesar 5,83 persen atau turun sebesar 0,43 persen poin dibandingkan dengan Februari 2021.

Sementara itu, terdapat 11,53 juta orang (5,53 persen) penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19. Terdiri dari pengangguran karena COVID-19 (0,96 juta orang), Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena COVID-19 (0,55 juta orang).

Sementara tidak bekerja karena COVID-19 (0,58 juta orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-19 (9,44 juta orang). Tentu diperlukan lapangan kerja yang banyak untuk lebih menekan angka tersebut.

Untuk menjawab hal tersebut, Co-founder and CCO of Sampingan Margana Mohammad mencoba untuk memberikan lapangan kerja dengan mudah lewat aplikasi Sampingan. Aplikasi ini memfasilitasi masyarakat yang ingin mencari lapangan kerja.

Sampingan melayani berbagai kebutuhan pekerjaan termasuk logistik dan pergudangan, riset, pemasaran lapangan, layanan pelanggan dan administrasi. Sampingan juga punya tiga layanan utama yaitu Sampingan Systems yang terdapat berama software as service (SaaS), Sampingan Manpower, dan Sampingan Solutions.

Kepada detikcom, Margana membagikan perjalanannya dalam upaya memberikan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Berikut adalah petikan wawancaranya.

1. Boleh ceritakan awal perjalanan karier Anda, bagaimana Anda memulai dan apa tantangan yang Anda hadapi saat memulai karier?

Saya mengawali karier saya di sebuah perusahaan multi-national sebagai Project Manager. Dari pengalaman itu, saya mendapatkan wawasan dan terpapar dengan konsep Business Process Outsourcing (BPO), dan bagaimana model bisnis tersebut dapat membantu sebuah perusahaan lebih mengefisienkan bisnisnya. Ketertarikan saya mendalami konsep BPO ini semakin bertambah, karena saya melihat potensi besar pada bisnis ini yang kemudian meyakinkan saya untuk mundur dari posisi saya di perusahaan multinasional dan membentuk perusahaan sendiri yang bergerak di bidang BPO. Fokus awal saya, masuk ke industri yang pada waktu itu relatif baru, yaitu teknologi.

Saya bersyukur, konsep BPO ini cukup diterima oleh perusahaan-perusahaan teknologi yang akhirnya menjadi klien kami. Namun, tantangan pribadi saya di awal menjalani industri BPO dengan pengalaman yang masih relatif minim adalah sulitnya bersaing dengan pemain yang lebih besar dengan portofolio yang luas dan telah lama berkecimpung di Industri ini.

Setelah kurang lebih dua tahun saya menjalankan perusahaan tersebut, saya merasa perlu membuat impact yang lebih besar lagi dengan bantuan dari pihak ketiga. Itulah saat di mana saya, memutuskan untuk pindah ke Singapura untuk bergabung dengan Antler - salah satu perusahaan Venture Capital global - dalam program akselerasi pertama mereka. Bersama dengan teman satu alumni saat kuliah, yang kini menjadi co-founder saya di Sampingan, Wisnu Nugrahadi dan Dimas Pramudya, kami mulai meniti jalan entrepreneurship. Dan menjadi startup pertama yang mendapat pendanaan dari Antler.

2. Apa yang mendasari Anda untuk memilih karier yang Anda jalani saat ini?

Hal itu berangkat dari pemahaman saya akan populasi Indonesia yang menjadi keempat terbesar di dunia. Meskipun secara ekonomi kita masih jauh dari tempat seharusnya kita berada, akan tetapi saya percaya ada banyak peluang yang dapat terbentuk karena tingginya sumber daya manusia yang kita miliki. Akan tetapi, tantangan yang dihadapi adalah kurangnya infrastruktur dan kesempatan untuk memberdayakan sumber daya manusia yang menjadi potensi peningkatan ekonomi di Indonesia.

Lewat Sampingan dan teknologi yang kami kembangkan, kami berusaha memberdayakan tenaga kerja di Indonesia terutama segmen kerah biru dengan memberikan akses yang sama terhadap lowongan pekerjaan di sisi lain juga membantu perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan pekerja dengan cara lebih efisien.

3. Bagaimana momen up and down dalam karier Anda? Dan bagaimana Anda bangkit saat berada di posisi terendah saat itu?

Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, tantangan pribadi saya di awal menjalani industri BPO dengan pengalaman yang masih relatif minim adalah sulitnya bersaing dengan pemain yang lebih besar dengan portofolio yang luas dan telah lama berkecimpung di Industri ini. Namun saya belajar, untuk bisa membangun dan memelihara kepercayaan dari stakeholder, kami harus dapat diandalkan secara konsisten. Untuk itulah saya dan tim terus secara konsisten untuk memberikan layanan dan produk yang berkualitas kepada klien bisnis dan juga pekerja yang tergabung dalam platform kami.

4. Apa motivasi terbesar Anda dalam menjalani karier? Apa yang membuat Anda bertahan hingga berada di posisi sekarang?

Di Sampingan, kami memiliki dua stakeholder utama yakni perusahaan yang kami bantu dan layani dan juga pekerja yang kami kelola dan ayomi. Kami memiliki platform kerja yang menyeluruh bagi pekerja dan platform digital staffing yang komprehensif bagi perusahaan. Namun lebih dari itu, keunggulan kami tak hanya berfokus pada fitur dan produk yang kami tawarkan kepada perusahaan, tetapi juga pada misi dampak sosial untuk para pekerja yang kami pegang teguh sejak pertama kali berdiri. Melihat pekerja yang tergabung dalam ekosistem kami dapat memperbaiki livelihood mereka, itu yang menjadi motivasi terbesar.

5. Apa impian terbesar yang ingin Anda wujudkan? Jika ada yang belum terwujud, bagaimana langkah-langkah Anda dalam mewujudkannya?

Saat ini ada dua fokus yang saya dan tim di Sampingan ingin capai, yakni makin banyak perusahaan yang mendapat manfaat dari layanan dan produk yang kami miliki sehingga dapat memperbaiki bisnis mereka. Kedua dan yang terpenting adalah makin banyak pekerja yang mendapat kesempatan untuk mengakses lowongan kerja serta mendapatkan pekerjaan yang ada di platform kami sehingga membantu memperbaiki ekonomi mereka sehari-hari. Untuk itu, hal yang kami lakukan adalah memperluas jangkauan kami dan pangsa pasar kami serta senantiasa memperbaiki kualitas layanan bagi seluruh stakeholder kami.

6. Ceritakan pengalaman paling berkesan/berharga dalam menjalani karier Anda?

Satu hal yang paling berkesan bagi saya dalam menjalani karier saat ini adalah melihat dampak sosial yang Sampingan berikan bagi para pekerja yang tergabung dalam platform kami. Setiap kali kami mengadakan townhall atau meeting yang melibatkan seluruh karyawan Sampingan, selalu ada cerita menarik dari pekerja di platform kami yang sangat menginspirasi dan memberikan nilai tambah bagi pekerjaan kami. Salah satu cerita datang dari Abdul Hafid, atau akrab dipanggil Abdul. Sebelum bergabung dengan Sampingan pada 2019, Abdul merupakan karyawan di sebuah perusahaan swasta di Bandung.

Namun memutuskan berhenti karena dia tidak mendapatkan gaji pokok di perusahaan tersebut. Di tahun 2021 dia terkena musibah di mana rumahnya di Jawa Timur rusak terkena tanah longsor. Tetapi dari hasil tabungannya bekerja di berbagai lowongan di Sampingan secara konsisten, dia mampu merenovasi kembali rumahnya. Tak hanya itu, dia pun mampu membeli kendaraan untuk mobilitas sehari-hari. Mendengar cerita-cerita seperti ini sangat mengesankan dan menjadikan motivasi untuk terus memberikan dampak yang lebih bermanfaat lagi bagi orang banyak. (fhs/ega)