3. Hoax dan Berita Palsu
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan media sosial telah dikritik karena membiarkan berita palsu dan informasi yang salah menyebar di platform mereka. Meta, khususnya, telah dikecam karena perannya dalam menyebarkan informasi yang salah selama kampanye Presiden AS 2020. WhatsApp juga telah tunduk pada kekuatan yang sama.
Dua dari kasus yang paling menonjol terjadi di India dan Brasil. WhatsApp terlibat dalam kekerasan yang meluas yang terjadi di India selama 2017 dan 2018. Pesan yang berisi detail penculikan anak yang dibuat-buat diteruskan dan disebarkan ke seluruh platform, disesuaikan dengan informasi lokal. Pesan-pesan ini dibagikan secara luas di jaringan orang-orang dan mengakibatkan hukuman mati tanpa pengadilan terhadap mereka yang dituduh melakukan kejahatan palsu ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Brasil, WhatsApp adalah sumber utama berita palsu sepanjang pemilu 2018. Karena misinformasi semacam ini sangat mudah menyebar, para pebisnis di Brasil mendirikan perusahaan yang membuat kampanye misinformasi WhatsApp ilegal terhadap para kandidat. Mereka dapat melakukan ini karena nomor telepon Anda adalah nama pengguna di WhatsApp, jadi mereka membeli daftar nomor telepon untuk ditargetkan.
Kedua masalah tersebut berlangsung hingga 2018, tahun yang sangat mengerikan bagi Meta. Informasi yang salah secara digital adalah masalah yang sulit untuk ditangani, tetapi banyak yang memandang respons WhatsApp terhadap peristiwa ini sebagai apatis.
Namun, perusahaan memang menerapkan beberapa perubahan. WhatsApp membatasi forward pesan hingga lima orang atau grup dari batas sebelumnya 250. Perusahaan juga menghapus tombol pintas penerusan di sejumlah wilayah.
Selanjutnya 4. Status WhasApp
Saksikan juga Adu Perspektif: Pemilu 2024, Antara Kehendak Rakyat dan Kemauan Elite