Dalam seminggu terakhir ini Instagram telah mulai melabeli media yang dikontrol negara, hal ini mengikuti kebijakan yang diumumkan oleh induk perusahaan Facebook pada bulan Oktober dan mulai diterapkan pada jaringan media sosialnya sendiri pada bulan Juni lalu.
Label pada Instagram ini pertama kali ditemukan oleh jurnalis Casey Michel. Di mana untuk pengguna AS akan melihat label muncul di halaman profil dan postingan.
Saat mengetuk label maka pengguna akan diarahkan ke halaman terkait dukungan dan informasi kebijakan akan pelabelan tersebut. Beberapa media AS yang sudah diberikan label termasuk Redfish, In the Now dan Soapbox.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Instagram has begun rolling out new "state-controlled media" labels-here are the ones for Kremlin outlets aimed at younger Americans: pic.twitter.com/vyUySA1zbW
β Casey Michel π°πΏ (@cjcmichel) October 5, 2020
"Instagram mendefinisikan 'media yang dikendalikan negara' sebagai kantor media yang dipercaya Instagram mungkin sebagian atau seluruhnya di bawah kendali editorial pemerintah mereka, berdasarkan penelitian dan penilaian kami sendiri terhadap serangkaian kriteria yang dikembangkan untuk tujuan ini," kata Instagram yang dilansir detiKINET dari Engadget, Rabu (7/6/2020).
"Kami memegang akun ini dengan standar transparansi yang lebih tinggi karena kami yakin akun ini menggabungkan pengaruh organisasi media dengan dukungan negara," lanjutnya.
Facebook mengatakan pihaknya sedang berencana untuk menambahkan iklan label ke iklan Instagram pada beberapa bulan mendatang.
Saat perusahaan merinci kebijakan tersebut pada bulan Juni lalu, mereka telah berkonsultasi dengan 65 ahli untuk membuat kriteria internal dalam memutuskan kapan label 'yang dikendalikan negara' dapat sesuai.
Seperti tangkapan gambar yang dibagikan melalui akun Twitter, terlihat beberapa dari publikasi tersebut telah memperbarui profil mereka untuk menyengketakan label. Mereka memiliki opsi untuk mengajukan banding dalam kapasitas resmi.
Instagram meluncurkan label ini hanya beberapa minggu sebelum pemilihan presiden pada 3 November 2020 mendatang. Menjelang pemilihan, Facebook secara konsisten menghadapi kritik karena pendekatannya yang tidak langsung terhadap informasi yang salah di platformnya.
Pada akhir September, Jen O'Malley Dillon, Manajer Kampanye Joe Biden menganggap Facebook sebagai penyebar disinformasi terkemuka di negara AS.
(jsn/fay)