Di era digital seperti saat ini, Yenny melihat bahwa para pelaku UMKM ini justru semakin banyak yang tergerus oleh kemajuan teknologi.
"Kita butuh pendekatan yang berbeda, diantaranya, dengan membuka peluang bagi masyarakat untuk memiliki toko virtual yang tidak membutuhkan modal besar, di samping menjadi wadah pemasaran yang strategis untuk para pelaku UMKM di Indonesia," ujar Yenny Wahid dalam keterangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Toko Awadah sendiri salah satu unit di bawah Awadah Group. Adapun platform digital ini resmi diluncurkan di sela-sela gelaran Disrupto 2019 di Plaza Indonesia, Jakarta, akhir pekan kemarin.
Berbentuk platform Online-to-Offline (O2O), Toko Awadah dikembangkan dengan dua penekanan. Pertama, memberdayakan masyarakat -utamanya kaum perempuan Indonesia- melalui kewirausahaan. Kedua, memberikan wadah dan peluang bagi masyarakat untuk menekuni e-Commerce dengan konsep virtual reality.
Itu artinya, masyarakat Indonesia, khususnya para pelaku usaha tradisional dan UMKM, akan diarahkan menjadi pemilik toko sendiri tanpa modal besar.
Selain itu, Yenny juga berpandangan, isu pemberdayaan perempuan (women empowerment) layak dikedepankan, termasuk ketika membahas disrupsi teknologi dengan berbagai dampaknya. Menurut anak Presiden RI ke-4 ini, jika seseorang berhasil memberdayakan seorang perempuan, maka orang tersebut telah memberdayakan seluruh komunitas.
![]() |
"Kami percaya, kesetaraan gender adalah pendorong kemajuan di semua sektor pembangunan di seluruh dunia. Dibutuhkan wadah untuk memberdayakan seorang wanita. Tetapi begitu Anda memberdayakan seorang wanita, Anda memberdayakan seluruh komunitas," kata Yenny.
Aplikasi Toko Awadah dirancang memiliki berbagai keunggulan, seperti adanya ribuan barang bersertifikasi halal, pembayaran tagihan lengkap dan berbagai produk perbankan. Setiap anggota akan mendapatkan keuntungan dari setiap transaksi penjualan yang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, serta didukung dengan proses pembayaran yang mudah.
Yenny menargetkan dalam beberapa tahun ke depan, ia berambisi untuk menggaet jutaan pemilik toko dari berbagai komunitas di seluruh Indonesia untuk ikut bergabung di platform digital yang ia inisiasi.
"Tujuan akhirnya, kita ingin agar potensi pertumbuhan ekonomi digital yang sangat besar di Indonesia dapat memberikan kemanfaatan yang luas kepada masyarakat," kata pemilik nama asli Zannuba Ariffah Chafsoh ini.
Dalam soft launching tersebut, Toko Awadah juga menggandeng dalam bentuk kerja sama dengan Bank Sinar Mas dan Gramedia. Gerai di Toko Awadah juga dilengkapi dengan ribuan koleksi buku Islami dari penerbit buku Gramedia.
Sementara itu, di tingkat operasional, Toko Awadah didukung oleh MindStores yang dikenal sebagai perusahaan pengembang platform jaringan toko virtual. MindStores adalah salah satu unit di bawah WIR Group yang berfokus pada inovasi platform jaringan penjualan ritel.
General Manager MindStores Ella Rizkita mengatakan, dengan hadirnya aplikasi ini, Toko Awadah diharapkan dapat benar-benar membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui aktivitas kewirausahaan berbasis e-commerce.
"Pada tahap awal, masyarakat dapat mengunduh aplikasi ini melalui GooglePlay," pungkas Ella.
(agt/fay)