Kisah Korban Tsunami Palu, Bertahan Hidup dengan WhatsApp
Hide Ads

Kisah Korban Tsunami Palu, Bertahan Hidup dengan WhatsApp

Agus Tri Haryanto - detikInet
Jumat, 11 Okt 2019 19:30 WIB
Foto: WhatsApp
Jakarta - Gempa bumi dan tsunami yang melanda Palu, Sulawesi Tengah, yang melanda wilayah tersebut pada tahun lalu, memakan banyak korban jiwa, termasuk harta benda. Namun kejadian tersebut tak menyurutkan Adi Wahyu Prasetya untuk terus menjalankan usaha keluarga dengan memanfaatkan WhatsApp.

Adi merupakan salah satu korban selamat dari peristiwa tersebut, usai bertahan di lantai dua di salah satu rumah penduduk. Adi sendiri merupakan cicit dari penerus usaha bawang goreng khas dari Kota Palu, yaitu Hj. Mbok Sri.

"Kami tidak punya pilihan, selain bertahan. Kami menaungi lebih dari 50 karyawan yang terdiri dari kasir, pengiris, pengupas, dan penggoreng bawang, serta mereka yang berada di bagian pengepakan. Kami bertanggung jawab atas kelangsungan hidup mereka," kata Adi seperti dalam keterangan tertulisnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Usaha bawang goreng yang dirintis oleh Hardjo Sriyono (Sri) ini mulanya dirintis dari industri rumahan dengan menjajakannya dari pintu ke pintu. Sekitar 40 tahun kemudian, usaha tersebut jadi cemilan khas daerah dan dilanjutkan oleh pihak keluarga.

Banyaknya karyawan yang bergantung kepada bisnis Bawang Goreng Hj. Mbok Sri, membuat Adi dan keluarganya termotivasi untuk mempertahankan dan menjalankan bisnisnya setelah bencana. Saat ini, Adi memperluas bisnisnya dengan menyediakan lebih banyak pilihan produk makanan dengan menampung jualan dari para tetangga.

Sebagai bentuk modernisasi bisnis dan cara komunikasi dengan para pelanggan yang lebih luas, ia memperkenalkan kepada keluarganya untuk memanfaatkan aplikasi WhatsApp Business pada Agustus 2018.



"Tantangan paling besar adalah mengatur waktu belajar dan menjalankan bisnis," kata mahasiswa jurusan Agribisnis semester 5 ini.

Adanya fitur Automated Messages di aplikasi WhatsApp Business membantu Adi ketika harus berada dalam mode offline untuk belajar di siang hari. Fitur ini membantu penggunanya untuk mengatur pesan 'away', saat mereka tidak dapat membalas pesan, sehingga pelanggan tahu kapan untuk mengharapkan balasan. Pengguna juga dapat membuat pesan salam untuk memperkenalkan pelanggan kepada bisnisnya.

Fitur Business Profile dalam WhatsApp Business juga memungkinkan dipakai untuk pelanggan yang melakukan pemesanan mendadak dalam perjalanan ke bandara - untuk mencari Bawang Goreng Hj. Mbok Sri dengan lebih mudah. Pengguna juga dapat mengelola chat dan kontak dengan fitur Labels, sehingga mereka dapat dengan mudah menemukannya kembali.



Tersedia pula fitur Quick Replies yang mendukung Adi untuk berkomunikasi dengan lebih kepada pelanggan. Fitur ini mengizinkan pengguna untuk menyimpan dan menggunakan kembali pesan yang mereka sering kirim, sehingga pengguna dapat dengan mudah menjawab pertanyaan yang sering ditanyakan.

Pemanfaatan aplikasi WhatsApp Business ini diklaim turut meningkatkan sebanyak 30% penjualan keseluruhan Bawang Goreng Hj. Mbok Sri, setelah menggunakan layanan ini setahun lalu.

Kisah Korban Tsunami Palu, Bertahan Hidup dengan WhatsApp



(agt/fay)