Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan akan memanggil PT Telkom Indonesia dalam waktu dekat. Pemerintah ingin meminta penjelasan terkait rencana pembentukan perusahaan infrastruktur digital (InfraCo) yang saat ini tengah digodok dan menunggu keputusan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Sebagai informasi, RUPSLB Telkom direncanakan digelar pada Jumat (12/12) yang salah satu pembahasannya mengenai pemisahan bisnis fiber menjadi entitas baru bernama Infranexia.
Infranexia ini digadang-gadang bakal tumbuh sebesar Telkomsel. Sebagai catatan, operator seluler tersebut selama ini menjadi andalan Telkom karena merupakan mesin pencetak laba terbesar.
Meutya mengatakan rencana Telkom tersebut masih berada pada tahap awal dan perlu dikaji lebih dalam, terutama dari sisi kesesuaian dengan agenda strategis Komdigi di bidang konektivitas nasional.
"Terkait InfraCo, rencana Telkom yang akan nanti diputuskan RUPSLB. Ini masih berupa rencana dan dalam waktu dekat akan kami panggil untuk melihat kesesuaian bagaimana InfraCo berdiri ini juga bisa membantu tugas-tugas utama Komdigi, terutama yang berkait konektivitas," ujar Meutya dalam rapat dengan Komisi I DPR, Jakarta, Senin (8/9/2025).
Pemanggilan ini sebagai langkah pemerintah yang berkepentingan guna memastikan setiap langkah konsolidasi maupun restrukturisasi industri telekomunikasi tidak hanya memperkuat posisi bisnis operator, tetapi juga memberikan dampak optimal terhadap pemerataan jaringan di seluruh Indonesia.
Rencana InfraCo Telkom sendiri disebut akan mengonsolidasikan aset dan bisnis wholesale fiber milik perusahaan, termasuk jaringan backbone dan infrastruktur pendukung. Keputusan final diperkirakan akan ditetapkan melalui RUPSLB Telkom dalam waktu dekat.
Sementara itu, pemerintah memastikan akan terus mengawal proses ini agar transformasi industri telekomunikasi tidak hanya menguntungkan operator, tetapi juga memperkuat fondasi digital Indonesia ke depannya.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Arthur Angelo Syailendra dan Direktur Strategic Business Development Portfolio Telkom, Seno Soemadji membeberkan perkembangan terbaru Infranexia.
Seno mengatakan strategi Telkom sebagai holding sampai 2030 atau TLKM 30 adalah menjalankan 4 bisnis utama yaitu B2C lewat Telkomsel, B2B internasional lewat Telin dan kabel lautnya, B2B ICT Services yang lagi digodok untuk integrasi sistem, layanan IT dll. Satu lagi adalah B2B Infra yang mencakup Telkomsat (satelit), NeutraDC (hyperscale data center), Mitratel (tower), neuCentrIX (data center). Satu lagi yang terbaru adalah Infranexia.
"Yang berikutnya sedang kita lakukan adalah infraco, kita akan spin off fiber asset kita ke dalam 1 perusahaan yang namanya Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF). Kita menyebutnya sebagai brandnya adalah Infranexia," kata Seno.
Dalam kesempatan yang sama, Angelo menjelaskan untuk Infranexia sudah selesai valuasi final dan corporate approval. Di tanggal 12 Desember 2025 ini akan ada RUPSLB dan Infranexia akan resmi spin off.
Simak Video "Inovasi Telkom: Bangun BTS Ramah Lingkungan dari Sabang Sampai Merauke!"
(agt/fay)