Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid berencana untuk membuka seleksi frekuensi pada tahun ini. Spektrum tersebut diharapkan dapat menggenjot investasi dari operator seluler dan pemerataan akses internet di Tanah Air.
Hal itu diungkapkan Meutya saat Rapat Kerja dengan Komisi I DPR terkait persoalan masih banyak daerah yang belum tersedianya akses internet.
"Kami juga exercise beberapa spektrum frekuensi untuk bisa mencapai lebih banyak atau menjangkau lebih banyak lagi daerah di Indonesia, yaitu di 700 MHz, 1,4 GHz, dan 2,6 GHz," ujar Meutya, Senin (7/7/2025).
Sebagai informasi, frekuensi 700 MHz yang sebelumnya dipakai untuk penyiaran analog, telah menghasilkan digital dividen 112 MHz setelah diterapkannya penghentian siaran TV analog dan dialihkan TV digital atau dikenal dengan Analog Switch Off (ASO). Dari 112 MHz itu, 2 x 45 MHz atau 90 MHz dialokasikan untuk layanan telekomunikasi.
Komdigi juga menyiapkan frekuensi 1,4 GHz dengan lebar pita 80 MHz yang dialokasikan untuk keperluan Broadband Wireless Access (BWA) atau atau layanan internet cepat tetap nirkabel. Spektrum ini yang disebut Komdigi untuk membuka kecepatan internet tetap tembus 100 Mbps dengan harga layanan murah.
Rencana kebijakan untuk internet murah ini akan fokus pada wilayah dengan tingkat penetrasi layanan internet yang masih terbatas atau bahkan yang belum ada penetrasi sama sekali. Adapun pelanggan dari layanan internet murah ini ditujukan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah dengan daya beli terbatas.
Selain itu, Komdigi ingin membuka seleksi spektrum 2,6 GHz yang berada di lebar pita 190 MHz di rentang 2500-2690 MHz dengan moda TDD untuk penyelenggara jaringan bergerak seluler juga di tahun ini.
"Jadi ini yang kita harapkan dapat menghidupkan swasta berinvestasi dan kita tentu dapat membuat komitmen bahwa nanti siapa pun yang melakukan pembangunan, siapa pun yang ditunjuk, akan membangun di daerah-daerah yang sinyalnya belum tertutupi," kata Meutya
"Itu rencana kami ke depan yang akan kita lakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian," ucapnya menambahkan.
Simak Video "Video: Masyarakat Diminta Segera Migrasi ke eSIM"
(agt/fyk)