BRIN Beberkan Strategi Kelola Big Data Indonesia dengan AI
Hide Ads

BRIN Beberkan Strategi Kelola Big Data Indonesia dengan AI

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 24 Nov 2023 10:40 WIB
analisis big data
BRIN Beberkan Strategi Kelola Big Data Indonesia dengan AI. Foto: Ilustrasi big data
Jakarta -

Era kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan bagian dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam perkembangannya, AI menghadirkan tantangan mengenai bagaimana kita bisa memanfaatkannya.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyebutkan, AI merupakan alat, bukan tujuan, dan basis AI adalah big data. Indonesia, kata Handoko, adalah sumber big data karena negaranya besar dari segi populasi dan wilayah dengan berbagai keragaman alami, baik secara hayati, geografis, budaya, hingga ras.

"Semua itu adalah modal big data. Ini menjadi tantangan kita, bagaimana menganalisis dan memanfaatkan data tersebut melalui AI, menjadi informasi yang berguna. Saat ini BRIN bersama pemangku kepentingan terkait sedang menyelesaikan rancangan Perpres tentang Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial," kata Handoko di acara TechTalk 'AI Ethic' di Gedung B.J. Habibie, Kamis (23/11).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut, sama halnya dengan manusia yang secara alamiah memiliki latar belakang pengetahuan sehingga mempengaruhi manusia dalam mengambil keputusan, begitu pula dengan AI. Sistem buatan ini bisa memilah informasi, menganalisis, membuat keputusan, dan mengeksekusi keputusan itu.

"Karena basis dari AI itu data, kalau kita gak punya big data gak ada AI. AI itu kan namanya kecerdasan artifisial, kecerdasan siapa? Kecerdasannya manusia. Kalau datanya gak ada ya kita gak akan ke mana-mana. Nah kalau datanya sudah ada, bagaimana kita mengelolanya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial

Dalam rancangan Perpres tentang Strategi Nasional (Stranas) Percepatan Penyelenggaraan Kecerdasan Artifisial yang sedang dalam tahap proses (dibahas sejak 2020 oleh BPPT), ada empat pilar penting untuk mencapai percepatan ini:

1. Iklim kepercayaan
2. Talenta
3. Ekosistem data dan infrastruktur
4. Ekosistem riset dan inovasi

"Jadi yang pertama adalah bagaimana membentuk penerimaan publik, harus ada trust dari masyarakat, ini susah. Yang kedua, bagaimana kita menciptakan talenta sehingga kita tidak hanya jadi konsumen. Baru setelah itu ekosistem terkait infrastruktur, pendukung, data, riset, inovasi dan seterusnya," kata Handoko.

Dijelaskan Handoko, Stranas Percepatan Penyelenggaraan Kecerdasan Artifisial merupakan upaya pemerintah dalam menyongsong era industri 5.0, yakni zaman ketika AI akan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

Stranas ini juga merupakan upaya Indonesia untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan teknologi terkini, khususnya AI, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas di berbagai sektor. Ada lima bidang prioritas dalam Stranas Kecerdasan Artifisial yang sedang digodok yakni:

1. Kesehatan
2. Pendidikan
3. Kedaulatan pangan dan energi
4. Mobilitas
5. Pemerintahan.




(rns/rns)