Meski siaran TV analog mati total di seluruh Indonesia pada 2 November 2022, tetapi masyarakat bisa menjajal siaran TV digital berkat adanya siaran simulcast.
Kendati begitu, ada kendala saat ingin menikmati siaran digital. Apa penyebab sinyal siaran TV digital belum sempurna?
Sebagai informasi, siaran simulcast adalah siaran analog dan digital yang dilakukan secara bersamaan oleh stasiun televisi. Untuk mengetahui ketersediaan sinyal TV di wilayah detikers, bisa memanfaatkan aplikasi Sinyal TV digital yang disediakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi yang masih mengalami kesulitan dalam menonton siaran TV digital, mungkin ada beberapa faktor yang kalian mesti ketahui.
Ada 4 Faktor Gagal Dapat Sinyal TV Digital, yaitu:
- Siaran TV digital masih dalam tahap implementasi dan penataan
- Proses pengalihan dari siaran analog ke siaran digital berlangsung 30 April sampai 2 November 2022
- Sesekali siaran belum tertangkap konsisten, ada kemungkinan hal ini disebabkan dari sisi penyelenggara penyiaran
- Antena UHF rumah ada kemungkinan terhalang pohon atau bangunan
Seiring dengan persoalan tersebut, Kominfo terus tancap gas rampung pada bulan depan ini. Direktur Penyiaran Ditjen PPI Kementerian Kominfo Geryantika Kurnia memaparkan dari 112 wilayah siaran di 341 kabupaten/kota, tersisa 17 wilayah siaran lagi.
Kominfo mendorong para pemegang izin siaran TV analog yang sudah bersiaran selama ini untuk pindah ke siaran TV digital. Tercatat, ada sekitar 693 lembaga penyiaran di seluruh Indonesia saat ini.
"Alhamdulillah jumlah TV analog yang sudah bersiaran di TV digital itu 596 itu hampir 80%. Sisanya masih ada tersisa, kebanyakan TV komunitas ini adalah TV pendidikan, dakwah, kemudian Pemda yang masih belum bermigrasi, ada juga TV lokal, yang semua sedang berproses untuk migrasi ke TV digital," ungkap Gery.
Peralihan siaran TV analog ke digital akan memberikan sejumlah manfaat bagi masyarakat dan industri. Teruntuk masyarakat, bisa menikmati konten dengan kualitas gambar bersih, suara jernih, dan teknologi canggih di dalamnya.
Teknologi canggih tersebut, mulai dari salah satu fitur yang bisa dimanfaatkan soal sistem peringatan dini alias Early Warning System (EWS), di mana masyarakat dapat langsung menerima apabila bencana terjadi, seperti gunung api meletus, tsunami, gempa bumi, longsor, maupun kebakaran hutan terjadi di sekitar lokasi.
Fitur lainnya di siaran TV digital, yaitu sinyal siaran yang lebih stabil berkat adanya teknologi DVB-T2, TV digital ramah keluarga karena penonton bisa membatasi program acara sesuai usia dengan teknologi parental lock, dan fitur Electronic Program Guide (EPG) untuk melihat kategori, jadwal, dan deskripsi acara. Dan yang mesti jadi catatan, siaran TV digital ini gratis seperti siaran pada analog.
(agt/afr)