Drama antara Twitter dan Elon Musk akan berlanjut ke pengadilan pada bulan Oktober mendatang, setelah hakim Kathaleen McCormick mengabulkan permintaan Twitter untuk mempercepat sidang.
Setelah menggugat Elon Musk untuk memaksanya menyelesaikan akuisisi senilai USD 44 miliar, Twitter ingin mempercepat jadwal sidang agar dimulai pada bulan September selama empat hari. Tapi Musk ingin menunda hingga Februari 2023 dengan 10 hari sidang karena merasa tidak adil sidang dimulai terlalu cepat.
Dalam sidang awal di Delaware Court of Chancery, hakim Kathaleen McCormick memihak kepada Twitter dan memutuskan sidang akan dimulai pada Oktober 2022. Tapi sidang akan dilakukan selama lima hari, sedikit lebih panjang dibandingkan permintaan Twitter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Twitter berargumen bahwa mereka akan terus dirugikan jika perselisihan dengan Musk berlanjut, sehingga perusahaan berlogo burung ini ingin agar sidang dimulai secepat mungkin. Twitter juga mengatakan permintaan pihak Musk untuk mengundur sidang hingga Februari tahun depan bertujuan untuk membuat situasi menjadi lebih rumit.
"Jutaan saham Twitter diperdagangkan setiap hari di bawah awan keraguan yang diciptakan oleh Musk," kata Twitter, seperti dikutip dari TechCrunch, Rabu (20/7/2022).
"Tidak ada perusahaan publik sebesar ini yang harus menanggung ketidakpastian seperti ini," sambungnya.
Tim pengacara Musk berargumen bahwa mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk memverifikasi klaim Twitter bahwa jumlah akun palsu dan bot di platform-nya kurang dari 5% jumlah pengguna aktif bulanan.
Tim Musk mengatakan data ini penting untuk memahami bisnis iklan Twitter. Sebelumnya, Twitter sudah memberikan data internalnya yang berisi informasi tentang semua cuitan yang pernah dikirimkan, perangkat yang digunakan untuk mengirim cuitan, dan informasi lainnya tentang akun pengguna.
Meski tim Musk tetap kukuh menuding Twitter berbohong soal jumlah akun bot di platform-nya, Twitter meyakini alasan utama Musk membatalkan perjanjian akuisisinya adalah kondisi ekonomi yang sedang goyah.
"Dalam siaran persnya mengumumkan kesepakatan pada 25 April 202, Musk menyerukan untuk 'mengalahkan bot spam'," tulis Twitter dalam gugatannya kepada Musk.
"Tapi ketika pasar menurun dan kesepakatan harga menjadi kurang menarik, Musk mengubah narasinya, tiba-tiba menuntut 'verifikasi' bahwa spam bukan masalah serius di platform Twitter, dan mengklaim keharusan untuk melakukan 'uji kelayakan' yang secara tegas telah ia ungkap," sambungnya.