Beda dengan AS, 5G di Indonesia Gak Akan Ganggu Penerbangan
Hide Ads

Beda dengan AS, 5G di Indonesia Gak Akan Ganggu Penerbangan

Agus Tri Haryanto - detikInet
Rabu, 19 Jan 2022 19:44 WIB
Jakarta -

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate memastikan sinyal 5G di Indonesia tidak mengganggu penerbangan.

Pernyataan tersebut merespon apa yang terjadi di Amerika Serikat (AS) yang sedang melakukan pembatasan sementara penggelaran jaringan 5G di sekitar bandara.

Menkominfo menjelaskan bahwa pita frekuensi yang dipakai untuk menghadirkan sinyal 5G di Indonesia dan AS itu berbeda. Apabila di Negeri Paman Sam pakai frekuensi 3,7 GHz, 5G di RI berjalan di frekuensi 1.800 MHz dan 2,3 GHz.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

"Maka dirasa perlu untuk Kementerian Kominfo menyampaikan penjelasan kepada publik agar informasi tersebut dapat dipahami untuk konteks Indonesia," ujar Johnny, Rabu (19/1/2022).

Untuk saat ini, baru ada tiga operator seluler yang beroperasi secara komersial, yaitu Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, dan XL Axiata.

Lebih lanjut, kata Menkominfo, pita frekuensi baru untuk 5G masih dilakukan farming dan refarming guna memberikan tambahan bandwidth dan variasi use cases layanan 5G, sehingga lebih berkualitas dan optimal dan optimal bagi masyarakat dan pelaku usaha.

Spektrum low band di pita frekuensi 700 MHz, middle band di pita frekuensi 3,5 GHz dan 2,6 GHz, dan High Band di pita frekuensi 26 GHz dan 28 GHz.

"Kasus yang terjadi di AS konteksnya adalah untuk jaringan 5G yang bekerja pada pita frekuensi 3,7 GHz, tepatnya pada rentang 3,7 GHz - 3,98 GHz. Sistem yang dikhawatirkan terganggu adalah sistem radio altimeter yang bekerja pada pita frekuensi 4,2 GHz - 4,4 GHz," tuturnya.

Sebagai informasi, sistem radio altimeter ini merupakan sistem keselamatan utama dan penting dalam pengoperasian pesawat guna menentukan ketinggian posisi pesawat udara terbang di atas tanah.

Informasi yang dimanfaatkan dari penggunaan radio altimeter ini sangat penting dalam mendukung operasi penerbangan, terkait keselamatan penerbangan dan fungsi navigasi pada semua pesawat udara, seperti terrain awareness, aircraft collision avoidance, wind shear detection, flight control, serta fungsi lainnya guna mendaratkan pesawat secara otomatis.

"Untuk konteks Indonesia, perlu kami jelaskan bahwa Indonesia tidak ada rencana untuk meningkatkan pita frekuensi 3,7 GHz dalam implementasi 5G," ungkapnya.

Disampaikan Johnny, Kominfo tetap berkomitmen menggunakan frekuensi 3,7 GHz - 4,2 GHz untuk keperluan satelit.

"Adapun 5G rencananya akan memanfaatkan pita frekuensi yang lebih rendah, yaitu pita frekuensi 3,5 GHz yang berada pada rentang 3,4 GHz - 3,6 GHz. Maka pengaturan frekuensi 5G di Indonesia dapat dikatakan relatif aman," pungkasnya.

(agt/rns)